JAKARTA, suararembang.com - Kegagalan Timnas Indonesia menembus Piala Dunia 2026 kembali memicu perdebatan panjang di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air.
Media sosial dipenuhi kritik, sindiran, hingga saling menyalahkan antara pelatih, pemain, dan federasi.
Baca Juga: Gelombang Dukungan dari Pemain Timnas ke Erick Thohir di Balik Keputusan Pemecatan Patrick Kluivert
Namun, legenda sepak bola nasional Bambang Pamungkas alias Bepe justru mengajak publik menahan amarah dan melakukan introspeksi.
Menurut Bepe, yang perlu dibenahi bukan hanya hasil pertandingan, tetapi juga lingkungan sepak bola Indonesia yang belum matang.
“Kita harus tanya kepada diri sendiri, apakah sudah membangun environment yang layak untuk sebuah tim lolos ke Piala Dunia?” ujar Bepe kepada awak media di Plaza Timur Senayan, Jakarta, Minggu (19/10/2025).
Introspeksi yang Hilang di Tengah Amarah Publik
Bepe menilai banyak komentar publik di media sosial justru tidak berbasis data dan terlalu emosional.
Menurutnya, dukungan terhadap tim nasional seharusnya tidak hanya muncul saat menang, tapi justru ketika sedang jatuh.
“Ini waktu paling krusial untuk mendukung tim nasional, bukan saat di atas saja, tapi ketika mereka jatuh,” tegas Bepe.
Eks pemain Persija Jakarta itu mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam berkomentar. Kritik yang tak berdasar justru memperkeruh suasana dan mematikan semangat pemain.
"Kita harus berhati-hati untuk menyampaikan sesuatu, karena bisa memperkeruh suasana,” tambahnya.
Jepang Menang 6-0 Tapi Tetap Rendah Hati
Bepe juga menyinggung contoh dari Timnas Jepang yang justru tetap rendah hati setelah mengalahkan Indonesia 6-0 di babak kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, tak lantas puas diri meski menang telak. Ia tetap meminta timnya melakukan evaluasi dan pembenahan.
"Masih banyak yang perlu kami pelajari dan tingkatkan, baik pemain maupun tim secara keseluruhan,” ujar Moriyasu, dikutip dari Kyodo News (11/6/2025).