suararembang.com - Barcelona menghadapi tantangan finansial yang signifikan, yang berdampak langsung pada kemampuan mereka untuk mendaftarkan pemain baru.
Salah satu kasus terbaru melibatkan Dani Olmo, pemain yang direkrut dari RB Leipzig dengan nilai transfer sekitar €55 juta pada Agustus 2024.
Meskipun awalnya terdaftar untuk paruh pertama musim ini, pendaftaran permanennya ditolak oleh LaLiga karena masalah batas gaji klub.
Baca Juga: Barcelona Kalah Banding, Dani Olmo Terancam Hengkang Secara Gratis dari Camp Nou
Untuk mengatasi kendala finansial dan memenuhi persyaratan LaLiga, Barcelona berencana menjual paket eksklusif boks VIP di Stadion Spotify Camp Nou kepada perusahaan pendanaan asal Qatar.
Penjualan ini diharapkan dapat menghasilkan pendapatan sekitar €100 juta hingga €120 juta, yang akan digunakan untuk menambah batas gaji dan memungkinkan pendaftaran pemain seperti Dani Olmo dan Pau Victor.
Penolakan LaLiga terhadap Pendaftaran Dani Olmo
Meskipun upaya tersebut, LaLiga tetap menolak permohonan Barcelona untuk mendaftarkan Dani Olmo dan Pau Victor.
Menurut pernyataan resmi LaLiga, hingga 31 Desember 2024, Barcelona belum memberikan alternatif yang sesuai dengan regulasi kontrol ekonomi LaLiga yang memungkinkan klub untuk mendaftarkan pemain mulai 2 Januari 2025.
Penolakan ini memiliki implikasi serius bagi Dani Olmo. Kontraknya mencakup klausul yang memungkinkan dia hengkang secara gratis jika tidak terdaftar oleh klub.
Meskipun demikian, agen Olmo menegaskan bahwa pemain tersebut berkeinginan kuat untuk tetap di Barcelona dan tidak mempertimbangkan opsi atau klub lain.
Tidak menyerah dengan situasi ini, Barcelona telah mengajukan permohonan lisensi baru kepada Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) untuk mendaftarkan Dani Olmo dan Pau Victor.
Namun, jika pengajuan ini kembali ditolak, Barcelona berisiko kehilangan Dani Olmo tanpa kompensasi transfer.
Situasi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Barcelona dalam mengelola keuangan klub sambil tetap kompetitif di tingkat tertinggi sepak bola Eropa.
Pembatasan finansial yang ketat memaksa klub untuk mencari sumber pendapatan alternatif, seperti penjualan hak pengelolaan kursi VIP, guna memenuhi regulasi dan mempertahankan pemain kunci.