SUARAREMBANG.COM - Puncak ibadah haji berlangsung pada 9 Zulhijjah dengan pelaksanaan wukuf di Arafah. Ribuan jemaah dari berbagai negara berkumpul untuk menjalankan salah satu rukun haji ini.
Namun, ada pemandangan tak biasa yang selalu terjadi di Masjidil Haram saat hari wukuf tiba.
Baca Juga: Update Haji 2025: Puncak Wukuf Selesai, Kemenag Resmi Tutup Penyelenggaraan di Arafah
Ketika para pria menuju Arafah untuk wukuf, Masjidil Haram justru dipenuhi oleh para wanita. Mereka kebanyakan mengenakan abaya hitam, menciptakan pemandangan yang khas dan syahdu di sekitar Ka'bah.
Fenomena ini menjadi tradisi tahunan yang memperlihatkan komitmen spiritual kaum wanita terhadap tempat suci umat Islam.
Para wanita tersebut umumnya tidak sedang menunaikan ibadah haji. Mereka datang ke Masjidil Haram untuk menjaga semangat ibadah tetap terasa, bahkan saat sebagian besar jemaah berhaji tengah berada di Arafah.
Ini menjadi bentuk pengabdian yang luar biasa dan mencerminkan kekhusyukan mereka dalam beribadah.
Fenomena ini terjadi karena pada hari wukuf, para pria lebih banyak terlibat dalam kegiatan haji atau membantu pelaksanaan ziarah di lokasi lain seperti Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Akibatnya, Masjidil Haram menjadi lebih lengang dari pria, dan dominasi pengunjung wanita tampak begitu jelas.
Setelah wukuf di Arafah, para jemaah akan melanjutkan perjalanan menuju Muzdalifah dan Mina untuk melaksanakan ritual lempar jumrah.
Sebelumnya, mereka juga melakukan mabit atau bermalam di kedua tempat tersebut.
Tahun ini, Pemerintah Arab Saudi memperkenalkan skema murur bagi sebagian jemaah. Dalam skema ini, jemaah langsung menuju Mina dari Arafah dengan melewati Muzdalifah tanpa turun dari bus.
Skema ini diberlakukan untuk mengatur pergerakan jemaah dan menghindari kepadatan.