suararembang.com - Debut Sergio Conceicao sebagai pelatih AC Milan diwarnai momen dramatis.
Dalam semifinal Piala Super Italia 2025, AC Milan sukses mengalahkan Juventus 2-1 setelah tertinggal di babak pertama.
Namun, bukan hanya hasil pertandingan yang mencuri perhatian, melainkan cara Conceicao memotivasi timnya—dengan marah ke pemain.
AC Milan memulai laga dengan performa yang jauh dari harapan. Juventus memanfaatkan celah dalam pertahanan Milan, dengan Kenan Yildiz mencetak gol di menit ke-21.
Milan terlihat pasif, kehilangan agresivitas dan kreativitas dalam permainan. Conceicao, yang mengamati dari pinggir lapangan, menunjukkan ekspresi frustrasi sepanjang babak pertama.
Momen perubahan terjadi di ruang ganti. Conceicao, yang dikenal sebagai pelatih penuh gairah, tidak segan-segan menunjukkan rasa marahnya kepada para pemain.
Baca Juga: Kata-kata Pertama Sergio Conceicao, Kalau di AC Milan Ya Harus Menang
“Di ruang ganti, saya tidak memberikan pelukan, saya justru marah. Tim tidak menjalankan apa yang telah kami persiapkan,” ungkapnya.
Ia menatap satu per satu pemain, memastikan pesan emosionalnya benar-benar tersampaikan.
Pendekatan ini menjadi titik balik. Conceicao menggunakan emosinya untuk memantik respons dari para pemain, mendorong mereka kembali fokus pada rencana permainan dan meningkatkan intensitas di lapangan.
Bangkit di Babak Kedua
Masuk ke babak kedua, AC Milan tampil sebagai tim yang berbeda. Mereka bermain lebih agresif, menciptakan tekanan pada Juventus.
Christian Pulisic menjadi pahlawan dengan mencetak gol dari titik penalti di menit ke-71.
Tak lama kemudian, kesalahan bek Juventus Federico Gatti menghasilkan gol bunuh diri yang membawa Milan unggul 2-1.