Minggu, 21 Desember 2025

Dunia Usaha Ingatkan Risiko Adopsi AI: Jangan Sampai Data Kita Dijual!

Photo Author
- Kamis, 24 April 2025 | 10:40 WIB
Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso menekankan bahwa AI yang dikembangkan berdasarkan big data lokal bisa menjadi alat untuk memetakan perilaku masyarakat.
Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso menekankan bahwa AI yang dikembangkan berdasarkan big data lokal bisa menjadi alat untuk memetakan perilaku masyarakat.

BANDUNG, suararembang.com – Meskipun optimisme tinggi terhadap adopsi Artificial Intelligence (AI) di Indonesia, dunia usaha mengingatkan pentingnya kehati-hatian. Dalam forum CITCOM CONNEXT 2025, sejumlah tokoh bisnis dan asosiasi teknologi menyerukan perlunya perlindungan terhadap data Indonesia yang kian bernilai.

Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso menekankan bahwa AI yang dikembangkan berdasarkan big data lokal bisa menjadi alat untuk memetakan perilaku masyarakat. Jika data tersebut jatuh ke pihak asing, dampaknya bisa sangat merugikan.

Baca Juga: Strategi Indonesia Menuju Era AI: Komdigi Dorong Sinergi di CITCOM CONNEXT 2025

“Misalnya QRIS memuat berbagai data transaksi. Jika sistem serupa digantikan oleh platform luar, data bisa bocor ke luar negeri,” ujarnya.

Ia memperingatkan agar produk-produk AI dalam negeri, terutama yang dikembangkan untuk pendidikan, pertanian, dan perikanan, tidak sembarangan dijual ke luar negeri hanya karena iming-iming uang. Sebab, hal itu bisa membuat pihak luar memahami dan mengendalikan peta sosial Indonesia.

Sabrang, filsuf dan praktisi AI dari Symbolic.id, juga menyoroti pentingnya memahami risiko dan kemampuan AI. Menurutnya, teknologi ini bisa menggantikan pekerjaan sederhana dengan cepat, dan kini sudah mulai mampu menangani pekerjaan kompleks.

Baca Juga: Meta Latih AI dengan Data Pengguna Facebook dan Instagram di Uni Eropa

“Semakin kompleks pekerjaan seseorang, semakin lama bisa digantikan. Tapi hari ini, AI sudah bisa menyaingi manajer dan CEO,” kata Sabrang.

Masalah regulasi juga menjadi perhatian serius. Martyn Terpilowski, investor dan pebisnis teknologi, menyatakan bahwa Indonesia harus menyederhanakan aturan agar lebih ramah bagi investasi AI.

“Kita harus fokus kepada inovasi. Banyak investor global masih ragu karena regulasi kita belum cukup mendukung,” ujarnya.

Ia mencontohkan negara seperti Vietnam yang telah sukses menarik investasi besar dari perusahaan teknologi dunia, termasuk Intel.

Martyn menegaskan bahwa komitmen pemerintah untuk menciptakan ekosistem bisnis yang stabil sangat penting bagi kelangsungan industri AI di Indonesia.

Adopsi AI memang membuka peluang besar, namun pelindungan terhadap data dan penyusunan regulasi yang bijak menjadi tantangan utama. Dunia usaha berharap langkah pemerintah ke depan tidak hanya mengedepankan kecepatan, tapi juga keamanan dan kedaulatan data nasional. **

Editor: Achmad S

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jadwal Bioskop Pati Hari Ini, Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:02 WIB
X