JAKARTA, suararembang.com — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi menetapkan awal bulan Rajab 1447 Hijriah jatuh pada Senin, 22 Desember 2025.
Penetapan ini diumumkan setelah pemantauan hilal akhir Jumadal Akhirah yang dilakukan secara serentak di berbagai daerah.
Baca Juga: Memaknai Bulan Rajab: Meningkatkan Ibadah, Memperbaiki Akhlak, dan Menjauhi Dosa
Keputusan tersebut menjadi pedoman resmi bagi warga Nahdliyin dalam memulai amalan bulan Rajab, salah satu bulan mulia dalam kalender Islam yang sarat makna spiritual.
Hilal Tidak Terlihat, PBNU Gunakan Istikmal
Penetapan awal Rajab dilakukan setelah hilal tidak terlihat pada Sabtu, 20 Desember 2025 atau 29 Jumadal Akhirah 1447 H.
Karena itu, PBNU menetapkan awal bulan Rajab dengan metode istikmal, yakni menyempurnakan bulan sebelumnya menjadi 30 hari.
Dengan metode tersebut, maka 1 Rajab 1447 H dimulai sejak Senin malam, 22 Desember 2025.
Lembaga Falakiyah PBNU menegaskan, metode rukyat dan istikmal merupakan pedoman yang konsisten digunakan NU dalam menentukan awal bulan hijriah.
Berbeda dengan Hisab, PBNU Tegaskan Sikap Keagamaan
Penetapan PBNU ini berbeda dengan kalender hisab yang digunakan oleh pemerintah dan Muhammadiyah, yang menetapkan 1 Rajab 1447 H lebih awal.
Perbedaan tersebut kembali menegaskan dinamika penentuan awal bulan hijriah di Indonesia, yang selama ini berjalan berdampingan dan saling dihormati.
Rajab, Bulan Mulia Menjelang Ramadan
Rajab termasuk salah satu dari empat bulan haram dalam Islam.
Bulan ini kerap dimaknai sebagai momentum meningkatkan ibadah, memperbanyak doa, serta menyiapkan diri secara spiritual menjelang bulan Ramadan.
PBNU mengimbau warga Nahdliyin untuk menjadikan bulan Rajab sebagai waktu memperkuat keimanan, menjaga lisan dan perilaku, serta memperbanyak amal kebaikan.
Dengan penetapan ini, PBNU berharap umat dapat menjalankan ibadah dengan tertib, tenang, dan penuh kekhusyukan. (*)
Artikel Terkait
Kapan 1 Rajab Tahun 2025? Berikut Tanggal Puasa Sunnah, Niat dan Keutamaannya