AGAM, suararembang.com — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempercepat penanganan pascabencana banjir dan longsor di Kabupaten Agam dengan membangun hunian sementara (huntara) serta mengerahkan puluhan alat berat ke wilayah terdampak.
BNPB mencatat kebutuhan huntara tersebar di lima kecamatan, dengan salah satu lokasi utama pembangunan berada di SDN 05 Kayu Pasak, Jorong Kayu Pasak, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan.
Huntara tersebut dirancang menampung 117 kepala keluarga (KK) dalam 24 barak.
Target penyelesaian pembangunan ditetapkan pada 2 Januari 2026. Namun hingga saat ini, progres fisik baru mencapai sekitar 4 persen.
Pembangunan melibatkan personel gabungan dari TNI, BPBD, Dinas PUPR Kabupaten Agam, dan BNPB, dengan dukungan alat berat.
Untuk mendukung penanganan darurat dan pemulihan, BNPB telah mengerahkan 60 unit alat berat, terdiri atas 38 excavator, 15 dump truck, 4 wheel loader, dan 3 bulldozer.
Alat-alat tersebut digunakan untuk membuka akses jalan, membersihkan material longsor, serta mendukung pembangunan huntara.
Di lapangan, tim BNPB juga melakukan pemantauan distribusi logistik melalui Posko Utama Kabupaten Agam di Lubuk Basung, berkoordinasi terkait perbaikan jalur transportasi, serta mengawasi langsung proses pembangunan huntara, mulai dari pekerjaan cut and fill, pemasangan dinding GRC, hingga pondasi bangunan.
Namun demikian, proses pengecoran huntara masih menghadapi kendala, terutama keterbatasan pasokan air di lokasi pembangunan.
Untuk itu, BNPB merekomendasikan penyediaan sumber air yang memadai serta penambahan enam tenaga tukang sipil guna mempercepat penyelesaian.
Pemerintah daerah bersama BNPB menegaskan komitmennya untuk mempercepat penanganan darurat dan pemulihan pascabencana, agar warga Kabupaten Agam dapat segera kembali ke hunian layak dan menjalani kehidupan secara normal.
***
Artikel Terkait
Tragedi Banjir Bandang di Kabupaten Agam Telan 74 Korban Jiwa: Tersebar pada 5 Kecamatan, 78 Orang Masih Hilang