suararembang.com - Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, kembali menegaskan pentingnya netralitas bagi kepala desa dan lurah di wilayahnya dalam menyambut Pilkada Serentak 2024.
Seruan ini disampaikan Nana saat menghadiri acara "Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dalam Pilkada Serentak 2024" di Hotel Alila Surakarta, Sabtu (9/11/2024). Acara tersebut mengundang para kepala daerah serta kepala desa dan lurah se-Jawa Tengah.
Baca Juga: Hasil Survei Pilkada Jateng 2024: Elektabilitas Andika Perkasa vs Ahmad Luthfi Menjelang Pencoblosan
Nana mengimbau agar kepala desa dan lurah dapat turut serta menyukseskan penyelenggaraan Pilkada dengan menjaga situasi tetap aman, tertib, dan kondusif. Selain itu, ia juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam memilih pemimpin daerah mereka.
“Selama ini kami dari pemprov juga tidak henti-hentinya memberikan arahan. Kita sudah mengedarkan dua surat edaran, arahannya terkait dengan masalah netralitas,” ungkap Nana.
Pemprov Jawa Tengah telah mengeluarkan dua surat edaran terkait netralitas kepala desa dan perangkat desa dalam Pilkada 2024. Surat edaran pertama diterbitkan pada 17 Januari 2024, yang ditujukan kepada seluruh bupati dan wali kota se-Jawa Tengah untuk memastikan netralitas aparatur desa selama pemilu.
Surat edaran kedua diterbitkan pada 29 Oktober 2024, kembali menekankan netralitas kepala desa dan perangkat desa.
Ketua Bawaslu Jawa Tengah, Muhammad Amin, menambahkan bahwa kepala desa dan lurah memiliki pengaruh besar di masyarakat. Ketika mereka tidak netral dalam pilkada, menurutnya, hal ini dapat menciptakan preseden buruk bagi pemerintahan ke depan.
Bawaslu Jawa Tengah aktif melakukan upaya pencegahan pelanggaran Pilkada 2024 dengan berbagai cara. Hingga saat ini, Bawaslu telah mengadakan 762 kali sosialisasi kepada TNI, Polri, ASN, serta kepala desa di berbagai daerah di Jawa Tengah.
Tak hanya itu, mereka juga membentuk 479 desa yang aktif mengkampanyekan anti-politik uang, sebagai bentuk komitmen untuk Pilkada yang bersih.
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarta, juga menyoroti tingginya jumlah pemilih di Jawa Tengah yang berpotensi menciptakan dinamika besar selama pilkada.
Namun, ia optimis bahwa dengan koordinasi yang kuat antar pemangku kepentingan, penyelenggaraan Pilkada Jateng akan berlangsung sukses dan harmonis.