suararembang.com — Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah melaksanakan program makan bergizi gratis yang menjangkau sekolah-sekolah di 31 provinsi, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Setiap menu dirancang dengan pengawasan ahli gizi untuk memastikan kecukupan nutrisi.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan hal ini usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (17/1).
Baca Juga: PBNU Angkat Bicara Soal Usulan Zakat Bantu Danai Makan Bergizi Gratis: Hati-hati
"Badan Gizi menempatkan ahli gizi di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi untuk mendeteksi kebutuhan khusus di masing-masing satuan pelayanan," jelasnya.
Dadan menjelaskan bahwa data kebutuhan khusus, termasuk makanan yang tidak dapat dikonsumsi siswa, tersedia di setiap satuan pelayanan.
Ia mencontohkan seorang anak di Bojong Koneng yang memiliki fobia terhadap nasi. Pendekatan serupa juga diterapkan di SLB.
"Seperti di Warung Kiara, ada anak fobia nasi, dan itu kami perhatikan. Program ini juga menjangkau SLB, dengan menu yang disesuaikan oleh ahli gizi," tambahnya.
Selain itu, laporan dari Papua menunjukkan adanya kebutuhan khusus terkait alergi makanan, yang ditindaklanjuti dengan identifikasi agar makanan penyebab alergi dihindari.**
Artikel Terkait
PBNU Angkat Bicara Soal Usulan Zakat Bantu Danai Makan Bergizi Gratis: Hati-hati