BANDA ACEH, suararembang.com - Duka masih menyelimuti Aceh pascabencana banjir bandang dan longsor akhir November 2025. Ribuan warga masih bertahan di pengungsian, banyak di antaranya belum tersentuh bantuan karena akses terputus.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru pada Sabtu (6/12/2025), pukul 11.00 WIB.
Baca Juga: BNPB Temukan 31 Jenazah Baru Korban Banjir-Longsor Sumatera, Paling Banyak dari Aceh
“Meninggal dunia 345 jiwa, hilang 174 jiwa, terluka 3,5 ribu jiwa,” demikian laporan resmi BNPB.
Kerusakan pun mencolok. Sebanyak 115,3 ribu rumah rusak berat, ditambah 704 fasilitas umum, 258 fasilitas pendidikan, dan 312 jembatan terdampak.
Gubernur Aceh Mualem: Banyak Korban Meninggal karena Kelaparan
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, menyampaikan kondisi paling mengkhawatirkan terjadi di wilayah terisolir.
Ia menyebut sejumlah pengungsi meninggal bukan karena banjir, melainkan kelaparan akibat suplai logistik tidak masuk.
“Kondisi pengungsi sangat membimbangkan, mereka meninggal bukan karena banjir tapi karena kelaparan,” ujar Mualem, Jumat (5/12/2025).
Daerah Terisolir Belum Terima Bantuan
Dalam tinjauannya di sejumlah titik, Mualem menilai kondisi pengungsi sangat memprihatinkan.
Wilayah terdampak yang membutuhkan bantuan mendesak antara lain:
- Aceh Utara
- Aceh Tamiang
- Aceh Timur
- Aceh Tengah
- Beberapa titik Gayo Lues
Menurut laporan, daerah-daerah pedalaman ini belum menerima bantuan sama sekali.
“Yang kami tahu, mereka banyak membutuhkan sembako dan belum terjamah terutama ke pedalaman,” ujarnya.
Distribusi Tersendat, Helikopter Minim
Salah satu kendala terbesar ialah akses darat yang lumpuh. Banyak jalur terputus, terutama di pedalaman. Jalur udara semestinya menjadi tumpuan, namun jumlah helikopter terbatas.
“Helikopter tidak seberapa, hanya bisa membawa 1–2 ton,” kata Mualem.