ACEH TAMIANG, suararembang.com - Di tengah dinginnya pengungsian pascabanjir Aceh, sebuah momen kecil menyentuh hati para relawan.
Keharuan itu terjadi saat bantuan selimut dibagikan kepada para korban.
Seorang bocah laki-laki kecil mendekati meja relawan dengan langkah pelan.
Wajahnya polos, suaranya lirih.
“Kak, selimut satu,” ucapnya pelan.
Baca Juga: Dua Minggu Cuma Makan Mi, Sepiring Nasi Padang Jadi Hari Raya bagi Pengungsi Aceh Tamiang
Relawan pun bersiap menyerahkan selimut yang diminta.
Namun, sebelum pergi, bocah itu kembali menoleh.
Ia terlihat ragu, lalu berbicara lagi.
“Satu lagi untuk mamak,” katanya singkat.
Kalimat sederhana itu seketika membuat suasana berubah haru.
Para relawan terdiam, beberapa tak kuasa menahan air mata.
Di tengah keterbatasan dan dinginnya malam, bocah itu tak memikirkan dirinya sendiri.