SIBOLGA, suararembang.com - Sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah masih menghadapi kesulitan akses akibat jalan putus akibat banjir dan longsor pada akhir November lalu.
Hingga kini, beberapa desa masih terisolasi dan belum dapat dilalui kendaraan.
Baca Juga: Viral Warga Sitahuis Jalan Kaki 10 Jam ke Sibolga demi Sembako, Akses Jalan Masih Terisolasi
Salah satu desa terdampak adalah Desa Bonan Dolok, Kecamatan Sitahuis.
Kondisi ini viral di media sosial setelah beredar video yang memperlihatkan warga harus berjalan kaki hingga 10 jam demi mengambil bantuan logistik.
Jalan Kaki Sitahuis–Sibolga Demi Sembako
Dalam video yang diunggah akun TikTok @zaits_bf pada Kamis (18/12/2025), warga terlihat menempuh perjalanan panjang di jalan licin dengan medan berat dan cuaca yang belum menentu.
“Meskipun hujan, kami tetap semangat menjemput bahan pokok di dapur. Sekali jalan perlu waktu lima jam,” ujar salah seorang warga dalam video tersebut.
Ia menambahkan, perjalanan pulang-pergi dari Sitahuis ke Sibolga memakan waktu 10 jam.
Harapan Akses Jalan Segera Dibuka
Warga juga menyampaikan harapan agar pemerintah segera memperhatikan kondisi akses jalan yang masih tertutup longsor.
“Buat bapak dan ibu, tolong lihat kami. Kami di Sitahuis sedang berduka karena longsor. Bahan makanan di sini sudah habis,” ucap warga dalam video itu.
“Mohon bapak ibu bisa melihat kami. Jalan kami tertutup,” tambahnya.
Untuk mengambil bantuan, warga harus melewati hutan karena jalur utama tidak dapat dilalui kendaraan.
Delapan Desa di Tapanuli Tengah Masih Terisolasi
Berdasarkan data BPBD Tapanuli Tengah, hingga Rabu (17/12/2025), jumlah korban meninggal dunia akibat bencana mencapai 131 orang, sementara 41 orang masih dalam pencarian.