JAKARTA, suararembang.com - Shell, perusahaan energi multinasional, memproyeksikan peningkatan permintaan global untuk liquefied natural gas (LNG) sebesar 60% pada tahun 2040.
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh ekspansi ekonomi di Asia dan upaya dekarbonisasi di sektor industri berat serta transportasi.
Dalam laporan tahunan LNG Outlook 2025, Shell memperkirakan permintaan LNG akan mencapai antara 630 hingga 718 juta metrik ton per tahun pada 2040.
Baca Juga: BBM Baru Campur Sawit 40% Diterapkan Mulai Januari 2025
Negara-negara Asia, khususnya China dan India, berperan signifikan dalam peningkatan permintaan ini. China telah meningkatkan impor gas alam, termasuk LNG, mencapai 131,69 juta ton pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, konsumsi gas alam India diproyeksikan melonjak 60% antara 2023 dan 2030. Kedua negara ini tengah memperluas kapasitas impor LNG untuk memenuhi kebutuhan energi domestik yang terus meningkat.
Di sisi lain, Pertamina, perusahaan energi milik negara Indonesia, terus berfokus pada penyediaan bahan bakar minyak (BBM) untuk pasar domestik.
Meskipun tidak terlibat langsung dalam produksi atau ekspor LNG, Pertamina berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional melalui jaringan SPBU yang luas di seluruh Indonesia.
Berbicara mengenai SPBU di Indonesia, konsumen memiliki beberapa pilihan selain Pertamina, seperti Shell, BP, dan Vivo. Harga BBM di setiap SPBU dapat berbeda, tergantung pada jenis BBM dan kebijakan harga masing-masing perusahaan.
Sebagai contoh, per 1 Januari 2025, harga Pertamax (RON 92) di SPBU Pertamina adalah Rp12.500 per liter, sementara Shell Super (RON 92) di SPBU Shell dijual seharga Rp12.930 per liter.
BP 92 (RON 92) di SPBU BP dihargai Rp12.810 per liter, dan Revvo 92 (RON 92) di SPBU Vivo seharga Rp12.770 per liter.
Perbedaan harga ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk biaya operasional, sumber pasokan, dan strategi pemasaran masing-masing perusahaan.
Konsumen disarankan untuk membandingkan harga dan kualitas layanan yang ditawarkan oleh setiap SPBU sebelum memutuskan tempat mengisi bahan bakar.
Secara keseluruhan, proyeksi peningkatan permintaan LNG global oleh Shell mencerminkan dinamika pasar energi yang terus berkembang, terutama di kawasan Asia.