bisnis

Rupiah Terpuruk ke Level Terendah Sejak 1998

Rabu, 26 Maret 2025 | 08:08 WIB
Rupiah Terpuruk ke Level Terendah Sejak 1998

JAKARTA, suararembang.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah, mencapai level terendah sejak krisis keuangan Asia 1998. Pada Selasa, 25 Maret 2025, rupiah sempat menyentuh Rp16.641 per dolar AS, menandai penurunan lebih dari 3% sepanjang tahun ini. 

Baca Juga: IHSG Anjlok Menjelang Pengumuman Struktur Pengurus Danantara

Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah

Beberapa faktor berkontribusi terhadap pelemahan rupiah ini:

  1. Kekhawatiran Fiskal Domestik: Kebijakan fiskal yang diusulkan oleh Presiden Prabowo Subianto, termasuk program makan gratis senilai $28 miliar per tahun untuk anak sekolah dan ibu hamil, menimbulkan kekhawatiran investor mengenai defisit anggaran dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. 

  2. Ketidakpastian Global: Kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, menambah tekanan pada mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. 

  3. Perlambatan Ekonomi Domestik: Data menunjukkan penurunan daya beli, kepercayaan konsumen, dan kelas menengah yang menyusut, yang berkontribusi pada pelemahan rupiah. 

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp16.400, Mengapa BJ Habibie Berhasil Menguatkan Rupiah di Era Krisis 1998?

Tindakan Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi di pasar valuta asing dan obligasi untuk menstabilkan rupiah.

Meskipun demikian, tantangan eksternal dan menurunnya kepercayaan investor membuat upaya ini menghadapi hambatan signifikan. 

Dampak pada Perekonomian

Pelemahan rupiah dapat menyebabkan inflasi impor, meningkatkan biaya utang luar negeri, dan menekan daya beli masyarakat.

Investor dan pelaku pasar disarankan untuk memantau perkembangan ini secara cermat dan mempertimbangkan strategi mitigasi risiko yang sesuai.

Pelemahan rupiah ke level terendah sejak 1998 dipicu oleh kombinasi faktor domestik dan global.

Langkah-langkah strategis dari pemerintah dan Bank Indonesia diperlukan untuk memulihkan stabilitas mata uang dan kepercayaan investor.**

 

Tags

Terkini