JAKARTA, suararembang.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi signifikan dalam beberapa hari terakhir. Pada penutupan perdagangan Selasa, 8 April 2025, IHSG anjlok 514,47 poin atau 7,90%, berakhir di level 5.996,14.
Penurunan ini dipicu oleh sentimen negatif dari tarif baru yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap impor Tiongkok, yang meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang global.
iBaca Juga: IHSG Anjlok Menjelang Pengumuman Struktur Pengurus Danantara
Pada Rabu pagi, 9 April 2025, IHSG dibuka menguat tipis di level 5.978,44. Namun, menjelang penutupan sesi pertama, indeks kembali melemah 0,33% ke posisi 5.976,42.
Pergerakan ini mencerminkan volatilitas pasar yang tinggi akibat ketidakpastian global.
Analis dari BNI Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dengan menguji support kuat di level 5.900. Jika level ini ditembus, IHSG berpeluang turun ke rentang 5.400–5.650 dalam jangka menengah.
Baca Juga: Media Asing Sebut MBG, Danantara, Sri Mulyani, dan IKN Sebabkan IHSG Anjlok
Investor disarankan mencermati saham-saham seperti PANI, BRMS, ADRO, SMIL, BRIS, dan PTRO yang mungkin menawarkan peluang di tengah kondisi pasar saat ini.
Pelemahan IHSG juga dipengaruhi oleh aksi jual bersih investor asing, dengan nilai mencapai sekitar Rp3,69 triliun pada perdagangan sebelumnya. Saham-saham yang paling banyak dijual asing antara lain BMRI, BBRI, BBCA, UNTR, dan ADRO.
Dalam situasi pasar yang penuh ketidakpastian ini, investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Memantau perkembangan berita ekonomi global dan domestik secara rutin dapat membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih tepat.
**