REMBANG, suararembang.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rembang mencatat inflasi di bulan Maret 2025 sebesar 1,03 persen secara tahunan (year on year/y-on-y). Angka ini tergolong rendah jika dibandingkan Maret tahun lalu yang mencapai 5,38 persen.
Naiknya inflasi disebabkan lonjakan harga di beberapa kelompok pengeluaran. Yang paling berpengaruh adalah harga bawang merah, emas perhiasan, rokok kretek tangan, minyak goreng, dan kopi bubuk.
“Inflasi terjadi karena hampir semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga,” tulis BPS dalam rilis resminya, Selasa (8/4/2025).
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat inflasi tertinggi, yaitu 6,57 persen. Disusul rekreasi dan budaya sebesar 3,46 persen, serta pakaian dan alas kaki 2,77 persen.
Sementara itu, ada juga kelompok yang justru mengalami penurunan harga alias deflasi. Salah satunya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun hingga 9,07 persen.
Komoditas yang menyumbang deflasi antara lain beras, tomat, telur ayam, daging ayam, dan pisang.
Secara bulanan (month to month), inflasi Maret 2025 tercatat 1,28 persen. Sedangkan sejak awal tahun (year to date), inflasi hanya 0,05 persen.
Kondisi ini menunjukkan inflasi di Rembang masih terkendali. Meski ada beberapa harga yang naik, tapi tekanan inflasi tidak terlalu berat.**