bisnis

Negosiasi Panas RI-AS: Indonesia Siap Tambah Impor Energi demi Tekan Tarif 32 Persen

Jumat, 18 April 2025 | 16:30 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (kiri) dan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (kanan). (Instagram.com / @bahlillahadalia - @potus)

JAKARTA, suararembang.com - Ketegangan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat kembali jadi sorotan.

Pemerintah Indonesia sedang berupaya keras menurunkan tarif balasan sebesar 32 persen yang diberlakukan AS.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa Indonesia siap meningkatkan porsi impor di sektor energi sebagai langkah strategis dalam negosiasi ini.

Baca Juga: Trump Buka Suara: Ada Peluang Damai Dagang dengan China Setelah Desakan Xi Jinping

Bahlil menyebut, Indonesia akan memperbesar pembelian crude oil dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari Amerika Serikat.

Nilai transaksi dari sektor energi ini diperkirakan mencapai lebih dari USD 10 miliar atau sekitar Rp168 triliun.

"Di atas USD 10 miliar kalau dari sektor BBM. Crude oil, LPG, maupun BBM," ujar Bahlil di Istana Kepresidenan pada Kamis, 17 April 2025.

Baca Juga: Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Lawan Dampak Perang Dagang Trump, Siap Jadi Pemain Utama Industri Global

Meski akan meningkatkan impor dari AS, Bahlil menegaskan bahwa hal ini bukan berarti menambah kuota impor secara keseluruhan.

Pemerintah hanya akan mengalihkan pembelian dari negara-negara lain ke AS.

"Ini sebenarnya sudah impor. Tapi sebenarnya ini kan adalah sebagian kita beli dari negara-negara di Middle East, di Afrika," jelas Bahlil.


"Ini kita switch aja, kita pindah aja ke Amerika, dan itu tidak membebani APBN dan juga tidak menambah kuota impor kita," tambahnya.

Negosiasi tarif masih berlangsung dan dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Bahlil optimistis, jika neraca perdagangan menjadi seimbang atau bahkan menguntungkan AS, maka tarif balasan sebesar 32 persen tersebut seharusnya bisa diturunkan.

Halaman:

Tags

Terkini