bisnis

September Effect: Benarkah September Jadi Bulan Tersulit untuk Pasar Saham Global?

Jumat, 5 September 2025 | 14:30 WIB
Ilustrasi fenomena september effect yang dinilai memiliki rekor ekonomi rata-rata buruk di pasar global. (Freepik.com)

Salah satunya adalah kebiasaan investor yang kembali dari libur musim panas dan mulai melakukan aksi jual saham.

Sebagian melakukan realisasi keuntungan, sementara yang lain menjual saham untuk kebutuhan biaya sekolah anak.

Selain itu, September bertepatan dengan penutupan kuartal ketiga.

Investor institusional, seperti manajer reksa dana, kerap melepas saham untuk mencatat laba atau memanfaatkan kerugian pajak.

Aktivitas ini ikut memperkuat sentimen negatif di pasar.

Namun, tidak semua ekonom sepakat dengan pandangan tersebut.

“Jika dulu pernah ada, kini para trader yang sudah tahu pola ini bertindak lebih dulu sehingga dampaknya hilang,” jelas Investopedia.

Apakah Masih Relevan?

Sejak 1990-an, tren penurunan besar di bulan September semakin jarang terjadi.

Bahkan, sebagian analis melihat investor kini lebih memilih melepas saham lebih awal, misalnya di bulan Agustus.

Akibatnya, tekanan jual di September tidak sekuat dulu.

“Fenomena ini tidak bisa dijadikan patokan pasti dalam mengambil keputusan investasi,” lanjut laporan Investopedia.

Karena itu, bagi sebagian ekonom, September Effect lebih tepat disebut mitos pasar dibanding kenyataan yang bisa dijadikan dasar strategi.

"September sering dianggap bulan buruk, tapi bukan berarti harus jadi bulan paling merugi," tutup Investopedia.

***

Halaman:

Tags

Terkini