bisnis

VIVO dan APR Batal Beli BBM Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Sorotan Publik

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 19:30 WIB
Pertamina buka suara soal kandungan etanol dalam BBM setelah sejumlah perusahaan swasta batal membeli 40 ribu barel BBM. (Unsplash/aldrinrachmanpradana)

JAKARTA, suararembang.com – Batalnya rencana VIVO dan APR membeli BBM murni dari Pertamina menarik perhatian publik. Kedua badan usaha sebelumnya sepakat membeli 40 ribu barel base fuel dari Pertamina. Namun, karena kandungan etanol dalam BBM, transaksi akhirnya dibatalkan.

“VIVO membatalkan untuk melanjutkan (pembelian). Akhirnya tidak disepakati lagi,” ujar Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar di Senayan, Jakarta pada Rabu, 1 Oktober 2025. “Lalu tinggal APR. APR akhirnya tidak juga (batal). Jadi tidak ada semua,” imbuhnya.

Baca Juga: SPBU Swasta Batal Beli BBM Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Alasan Utama

Achmad menjelaskan, alasan pembatalan karena BBM Pertamina mengandung etanol sebesar 3,5 persen. Padahal regulasi memperbolehkan etanol hingga 20 persen.

“Issue yang disampaikan mengenai konten. Kontennya ada kandungan etanol,” kata Achmad. “Secara regulasi itu diperkenankan, etanol sampai jumlah tertentu, kalau tidak salah sampai 20 persen.”

Menanggapi hal ini, Pj. Corporate Secretary Pertamina, Roberth MV Dumatubun, menegaskan bahwa penggunaan etanol merupakan praktik internasional untuk menekan emisi karbon sekaligus mendukung transisi energi.

Baca Juga: Stok BBM SPBU Swasta Masih Kosong Meski Ada Kesepakatan dengan Pertamina, Begini Penjelasan Terbaru ESDM

“Etanol berasal dari tumbuhan seperti tebu atau jagung, sehingga lebih ramah lingkungan dibanding bahan bakar fosil murni,” jelasnya pada Jumat, 3 Oktober 2025.

“Dengan mencampurkan etanol ke dalam BBM, emisi gas buang kendaraan bisa berkurang sehingga kualitas udara lebih baik,” imbuh Roberth. Ia menambahkan, pencampuran etanol dalam BBM adalah praktik umum di banyak negara.

Di Amerika Serikat, bensin dicampur etanol melalui program Renewable Fuel Standard (RFS), tersedia E10 hingga E85. Brasil menggunakan etanol berbasis tebu hingga 27 persen.

Di Uni Eropa, RED II mendorong E10 di Prancis, Jerman, dan Inggris. Sementara India menargetkan campuran etanol 20 persen pada 2030.

Pertamina menegaskan komitmen mendukung target Net Zero Emission 2060. “BBM dengan campuran etanol membuktikan Indonesia siap mengikuti praktik internasional untuk masa depan hijau dan berkelanjutan,” pungkas Roberth. 

***

Tags

Terkini