CIKANDE, suararembang.com - Kepedulian pemerintah terhadap warga terdampak paparan radioaktif Cesium-137 di Cikande, Banten, mendapat perhatian langsung dari Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Ia memastikan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) akan memberikan bantuan berupa perlindungan dan jaminan sosial bagi para korban.
Kunjungan Gus Ipul ke sekolah rakyat di Kota Serang, Rabu (15/10/2025), menjadi bukti keseriusan pemerintah menangani dampak sosial akibat kasus radioaktif yang kini tengah disorot dunia internasional.
“Kami lagi asesmen. Kami akan bantu dalam kerangka perlindungan dan jaminan sosial, setelah itu semua kebutuhan-kebutuhannya akan kami berikan nanti,” ujar Gus Ipul.
Menurutnya, Kemensos telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendata jumlah warga terdampak serta menyiapkan skema bantuan yang tepat.
Kemensos Prioritaskan Keamanan dan Relokasi Warga
Gus Ipul menegaskan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama. Ia tak menutup kemungkinan adanya relokasi bagi warga yang tinggal di zona merah paparan radioaktif Cesium-137.
“Kita akan membantu sesuai dengan fokusnya Kementerian Sosial. Kita juga sudah mengikuti rapat, yang penting bagaimana warga di situ bisa tetap aman,” jelasnya.
Kemensos juga menjalin kerja sama dengan Pemkab Serang serta lembaga terkait agar proses bantuan sosial berjalan cepat dan tepat sasaran.
Asal Kasus Radioaktif Cesium-137 dan Penyelidikan Pemerintah
Kasus pencemaran Cesium-137 bermula dari laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Lembaga itu mendeteksi zat radioaktif pada produk udang beku asal Indonesia yang dikirim oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS Food) dan dijual di ritel Walmart.
FDA kemudian mengeluarkan peringatan agar produk tersebut tidak dikonsumsi. Temuan ini memicu penyelidikan internasional dan menjadi sorotan di Tanah Air.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa Indonesia sejatinya menjadi korban karena kontainer yang terdeteksi Cesium-137 berasal dari Filipina.
“Kita ini Indonesia sebetulnya menjadi korban, korban karena di saat bersamaan pemerintah kita menemukan ada 14 kontainer ini yang di Pelabuhan Priok segera kita re-ekspor, yang berasal dari Filipina terdeteksi paparan Cs-137,” kata Zulhas di Jakarta Pusat.