lingkungan

Di Balik Panasnya Cuaca di Sejumlah Kota, BMKG Sempat Analisis Peralihan Musim dalam Sepekan Terakhir

Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:00 WIB
Menyoroti analisis BMKG terkait cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah kota di Indonesia dalam sepekan terakhir. (Unsplash.com/JorgeVasconez)

Selain faktor cuaca lokal, BMKG menilai dinamika atmosfer global turut berperan.

"Nilai Dipole Mode Index yang negatif memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah barat Indonesia, sementara gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator menambah labilitas atmosfer yang meningkatkan potensi hujan ekstrem," demikian penjelasan BMKG.

Potensi Karhutla dan Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Meski hujan mulai meningkat, BMKG juga sempat sempat mengingatkan potensi kebakaran hutan dan lahan masih perlu diwaspadai.

BMKG melaporkan, berdasarkan pantauan pada 8 Oktober 2025, terdapat titik panas di Kalimantan bagian tengah dan selatan, Nusa Tenggara, Jawa, serta Maluku.

“Kondisi ini menunjukkan potensi kebakaran hutan dan lahan masih perlu diwaspadai, khususnya di wilayah dengan lahan kering dan vegetasi yang mudah terbakar,” tulis BMKG.

BMKG mengimbau, masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran terbuka dan memastikan saluran air tetap bersih sebagai langkah antisipasi.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Dalam sepekan mendatang, BMKG memprediksi pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan.

Aktivitas atmosfer global, regional, dan lokal akan saling berinteraksi, memicu hujan sedang hingga sangat lebat di beberapa wilayah Indonesia.

“Nilai Dipole Mode Index yang negatif berperan dalam meningkatkan pasokan uap air ke wilayah Indonesia bagian barat,” ungkap BMKG dalam laporan tersebut.

Sementara aktivitas gelombang Rossby dan Kelvin juga terpantau aktif di Sumatera, Kalimantan, hingga Maluku Utara.

Selain itu, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatera dan belokan angin di beberapa wilayah turut memperkuat potensi hujan.

Terkait masa pancaroba atau peralihan musim yang diungkap BMKG, beberapa wilayah seperti Aceh, Jawa Barat, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan masuk dalam kategori siaga hujan lebat.

“Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang,” tutupnya.*

Halaman:

Terkini