suararembang.com – Polusi udara menjadi tantangan besar bagi kota-kota besar dunia, termasuk Bangkok, Thailand.
Kota ini kini menghadapi salah satu periode paling tercemar dalam lima tahun terakhir, memaksa pemerintah mengambil langkah drastis untuk melindungi warganya.
Pada Jumat, 24 Januari 2025, tingkat polutan PM2.5 di Bangkok mencapai 108 mikrogram per meter kubik, menurut data IQAir.
Mikropartikel ini dapat masuk ke aliran darah melalui paru-paru dan memicu berbagai penyakit serius, termasuk kanker.
Bahkan, pada Sabtu, 25 Januari 2025, Bangkok tercatat sebagai kota paling tercemar ke-14 di dunia.
Liburkan Ratusan Sekolah
Menghadapi situasi ini, pemerintah Thailand memutuskan untuk meliburkan 352 dari 437 sekolah di bawah Otoritas Metropolitan Bangkok.
Langkah ini memengaruhi ribuan siswa di 31 distrik dan merupakan penutupan terbesar dalam lima tahun terakhir.
“Keputusan ini diambil demi kesehatan anak-anak kami. Risiko paparan udara yang tidak sehat terlalu besar,” ujar Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra.
Langkah serupa juga pernah dilakukan negara lain, seperti India, di mana hampir dua juta siswa di New Delhi diminta belajar dari rumah pada November 2024 akibat polusi udara yang memburuk.
Transportasi Umum Gratis Selama Seminggu
Selain meliburkan sekolah, pemerintah juga menggratiskan biaya transportasi umum di Bangkok selama satu minggu mulai Sabtu, 25 Januari 2025.
Wakil Perdana Menteri, Suriya Juangroongruangkit, menyatakan bahwa langkah ini bertujuan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi demi menekan emisi.
“Semua jalur bus dan kereta listrik di ibu kota akan gratis. Pemerintah telah menyiapkan dana kompensasi sebesar 140 juta baht untuk operator transportasi,” ujar Suriya dalam konferensi pers.
Polusi dan Pelajaran dari Jakarta
Polusi udara seperti ini pernah terjadi di Jakarta pada Agustus 2023. Meski sempat muncul wacana pembelajaran jarak jauh (PJJ), pemerintah Jakarta memilih langkah berbeda dengan imbauan menjaga kesehatan, seperti memakai masker dan menanam pohon.
Bangkok kini menghadapi kabut asap yang memburuk menjelang liburan Tahun Baru Imlek, di mana ribuan wisatawan diperkirakan memadati kota tersebut.