SOLO, suararembang.com - Beberapa menteri dari Kabinet Prabowo Subianto terlihat mengunjungi kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), di Solo.
Kunjungan itu berlangsung dalam momen Lebaran, namun memicu spekulasi politik di tengah masa transisi pemerintahan.
Sejak Rabu malam, 9 April 2025, sederet pejabat negara hadir di rumah Jokowi.
Baca Juga: Pakar Hukum UGM: Tuduhan Pemalsuan Ijazah Jokowi Tidak Berdasar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Kepala BKKBN Wihaji, dan Menko Pangan Zulkifli Hasan, datang bersama keluarga.
Disusul Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada Jumat, 11 April. Ia mengatakan, "Silaturahmi sama bekas bos saya, sekarang masih bos saya."
Tak berselang lama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga hadir bersama istrinya.
"Saya sama Ibu mau silaturahmi, mohon maaf lahir dan batin, juga doain Pak Presiden (Jokowi) dan Ibu (Iriana) sehat," ucap Budi.
Meski disebut hanya sebagai ajang silaturahmi, frekuensi kunjungan ini menimbulkan pertanyaan publik.
Terlebih, situasi politik masih berada di masa transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo.
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, menyoroti intensitas pertemuan ini. Ia memberi catatan penting soal loyalitas dan arah kekuasaan.
"Silaturahmi tetap baik ya, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar," tegasnya.
Mardani menekankan pentingnya satu garis komando dalam pemerintahan. Ia menyatakan, Prabowo Subianto telah menunjukkan kapasitasnya sebagai presiden baru.
"Ini pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua," ujarnya.
Artikel Terkait
Pakar Hukum UGM: Tuduhan Pemalsuan Ijazah Jokowi Tidak Berdasar