JAKARTA, suararembang.com - Pembicaraan mengenai gencatan senjata Thailand dan Kamboja dilakukan di Putrajaya, Malaysia pada Senin, 28 Juni 2025.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menjadi mediator pertemuan pemimpin dua negara tersebut.
Baca Juga: Anies Pernah Namai Stasiun MRT 'ASEAN', Ini Alasan Jakarta Disebut Ibu Kota Kawasan
Plt Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet beserta delegasinya hadir dalam pertemuan yang dilakukan pukul 15.00 waktu setempat tersebut.
Melalui unggahan di akun Instagram resminya, Anwar Ibrahim menuliskan hasil pertemuan, yakni gencatan senjata yang mulai diberlakukan saat tengah malam.
“Alhamdulillah dua negara sahabat ASEAN, Thailand dan Kamboja setuju menyelesaikan persengketaan melalui gencatan senjata mulai tengah malam ini,” tulis Anwar Ibrahim dalam keterangannya pada Senin, 28 Juli 2025.
Baca Juga: Seskab Teddy Ungkap Prabowo Support Papua Nugini untuk Gabung ke ASEAN
Ia menuliskan bahwa hasil perundingan tersebut merupakan bentuk dari upaya dan kekuatan diplomasi yang dimiliki ASEAN.
“Inilah bukti nyata kekuatan diplomasi ASEAN yang berpusat pada muafakat, rundingan dan prinsip kemanusiaan,” imbuhnya.
Ia kemudian menuliskan bahwa dalam proses perdamaian ini, Malaysia tak hanya memimpin perundingan, tetapi menjadi tuan rumah dan saksi momen bersejarah ini.
Dalam unggahan yang lain, Anwar Ibrahim juga mengapresiasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang turut serta dalam upaya perdamaian.
Dalam perang perbatasan Thailand dan Kamboja ini, setidaknya ada 35 orang tewas dan lebih dari 200.000 orang mengungsi sejak Kamis, 24 Juli 2025 lalu.
Konflik di perbatasan dua negara itu telah memasuki hari kelima pertempuran terbuka hingga darurat militer dikeluarkan oleh Thailand saat perundingan gencatan senjata dilakukan.
*
Artikel Terkait
Timnas U-23 Indonesia Ukir Sejarah: Masuk Pot 1 Kualifikasi Piala Asia 2026, Ini Daftar Grup ASEAN