REMBANG, suararembang.com - Fitur live TikTok tiba-tiba hilang di Indonesia. Warganet heboh, sementara dari sudut pandang komunikasi digital menilai fenomena ini punya dampak besar.
Sejak akhir pekan, banyak pengguna TikTok di Indonesia mengeluhkan hilangnya fitur live dari aplikasi mereka. Padahal, fitur ini menjadi salah satu cara utama kreator dan penjual online berinteraksi dengan audiens secara langsung.
Baca Juga: Orang Indonesia Ramai Tinggalkan Facebook demi Eksis di TikTok, YouTube Digandrungi Gen X di 2025
Spekulasi Penyebab Hilangnya Fitur Live TikTok
Hilangnya fitur live TikTok memicu spekulasi luas. Ada yang menduga ini akibat pembaruan aplikasi, sementara sebagian lain mengaitkannya dengan kebijakan pemerintah terkait regulasi konten dan transaksi digital.
Hingga kini, TikTok Indonesia belum memberikan pernyataan resmi.
Fitur live TikTok sebelumnya berfungsi sebagai ruang komunikasi dua arah antara kreator dan audiens.
Baca Juga: TikTok Live Tidak Bisa di Indonesia: Kekhawatiran Keamanan atau FOMO? Ini Penjelasan Ilmu Komunikasi
Banyak pelaku usaha kecil hingga selebritas mengandalkan fitur ini untuk membangun engagement dan penjualan.
Analisis dari Teori Komunikasi Digital
Fenomena hilangnya fitur live TikTok bisa dilihat melalui Teori Uses and Gratifications, yang menjelaskan bahwa pengguna media mencari kepuasan tertentu, seperti hiburan, interaksi sosial, atau informasi.
Dengan hilangnya live, kebutuhan itu terganggu.
Selain itu, dalam perspektif Agenda Setting Theory, keputusan TikTok untuk meniadakan fitur live (meskipun sementara) dapat mengubah pola konsumsi konten warganet.
Kreator yang terbiasa melakukan live harus mencari cara lain agar tetap relevan.
Tak hanya itu, konsep FOMO (Fear of Missing Out) juga terlihat jelas. Banyak pengguna panik karena takut tertinggal tren atau kehilangan peluang interaksi dengan audiens.
Itulah sebabnya, topik ini cepat viral di media sosial.
Artikel Terkait
Orang Indonesia Ramai Tinggalkan Facebook demi Eksis di TikTok, YouTube Digandrungi Gen X di 2025