“Bapak Kapolri menegaskan bahwa tidak boleh ada hambatan dalam penyaluran bantuan. Jika helikopter tidak bisa landing karena medan terdampak bencana, maka airdrop menjadi pilihan agar masyarakat tetap mendapatkan bantuan tepat waktu,” ujarnya.
Kapolda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, juga menempuh perjalanan ekstrem selama lima hari, melewati jalur yang terputus, tertutup lumpur, hingga harus menyeberang dengan perahu, untuk memastikan penanganan bencana berjalan cepat dan kehadiran Polri dirasakan langsung oleh warga.
“Saya harus tiba di Tamiang. Saya ingin melihat langsung kondisi saudara-saudara kita yang sedang berjuang menghadapi musibah ini. Dan mengecek langsung kondisi Mako serta memastikan Kesiapan Personil dalam penanganan dilakukan cepat, tepat, dan terkoordinasi,” tegasnya.
BNPB: Pembukaan Jalan, Pendampingan Daerah, dan Airdrop di Titik Terpencil
Tim BNPB melaporkan bahwa jalur Medan–Aceh Tamiang mulai dapat dilalui kendaraan roda empat walau dengan kecepatan terbatas.
Diperkirakan pada Rabu (3/12) jalur sudah dapat dibuka 100 persen. Alat berat Dinas Pekerjaan Umum masih bekerja menyingkirkan material longsor yang tersisa.
Selain itu, BNPB telah mengirimkan tim pendampingan ke seluruh titik terdampak, dipimpin oleh Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
Bantuan logistik disalurkan melalui jalur laut dari Banda Aceh ke Langsa, serta melalui airdrop menggunakan helikopter di titik-titik terisolasi seperti Babo dan Perupuk.
Bantuan tahap ini meliputi makanan siap saji, hygiene kit, sembako, selimut, matras, dan alat kebersihan.
***
Artikel Terkait
Upaya Pemulihan Aceh Tamiang Dipercepat: Akses Dibuka, Bantuan Dikirim Lewat Sungai dan Airdrop