BANDUNG, suararembang.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menjadi sorotan usai menyinggung soal kerusakan alam yang dilakukan oleh orang kaya.
Ia menyampaikan kritik tajam terhadap para pelancong kelas atas yang gemar plesiran ke pegunungan, tetapi justru merusaknya.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Minta Warga Miskin Vasektomi untuk Dapat Bansos, MUI Langsung Protes Keras
Pernyataan ini dilontarkan Dedi dalam kunjungan kerja ke Kuningan, Jawa Barat. Ia mengulas kembali kejadian penertiban lahan di kawasan Puncak Bogor yang sempat viral di media sosial.
Kala itu, Dedi bahkan tak kuasa menahan tangis. Ia mengaku gunung adalah tempat sakral yang sangat dihormati, terutama oleh masyarakat Sunda dan Jawa.
"Saya mungkin orang yang mengerti sebagai orang Sunda, orang Jawa juga sama, yang mengerti ajaran leluhur," ucap Dedi.
Baca Juga: Gubernur Jabar Disebut Gubernur Konten: Klaim Hemat Anggaran Dedi Mulyadi Jadi Sorotan Publik
Menurutnya, pegunungan, lautan, angin, dan air adalah simbol ibu bagi umat manusia. Alam bukan sekadar tempat wisata, tetapi bagian dari kehidupan yang wajib dijaga.
"Itu tidak bisa dimaafkan, karena gunung, laut, air, angin, itu adalah 'ibu' kita semua," tegas Dedi dalam unggahan YouTube Lembur Pakuan Channel, Minggu, 4 Mei 2025.
Dedi juga menyentil perilaku sebagian pejabat dan orang kaya yang merusak alam demi kepentingan pribadi. Mereka dinilai lupa bahwa kekayaan tidak bisa menggantikan ikatan manusia dengan alam.
"Gunung membuat mata air yang menghidupi mereka… sesungguhnya mereka tidak sadar, sedang menyakiti dirinya sendiri," tambahnya.
Ia menyebut banyak orang kaya justru kembali mencari ketenangan di gunung dan laut. Hal ini menunjukkan adanya kerinduan mendalam terhadap alam, yang dianalogikan sebagai sosok ibu.
"Sekarang, banyak orang kaya pergi ke gunung dan laut. Kenapa? karena sebenarnya mereka sedang rindu dengan ibunya," ungkapnya.
Dedi menutup dengan ajakan agar semua kalangan, baik miskin maupun kaya, bersatu menjaga kelestarian alam di Jawa Barat dan Indonesia secara umum.