suararembang.com - Publik dikejutkan oleh pernyataan resmi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mengumumkan rencana diskon listrik 50 persen.
Kebijakan ini disebut sebagai bagian dari stimulus ekonomi untuk menjaga daya beli masyarakat pada pertengahan 2025.
Baca Juga: Siap-Siap! Diskon Listrik 50 Persen Kembali Hadir Mulai 5 Juni, Ini Daftar Penerimanya
“Pemerintah akan memberikan diskon tarif listrik sebesar 50% selama bulan Juni dan Juli 2025 yang ditargetkan bagi 79,3 juta rumah tangga,” ujar Airlangga dalam pernyataannya di Jakarta, 23 Mei 2025.
Diskon tarif listrik ini akan menyasar pelanggan PLN dengan daya listrik di bawah 1.300 VA.
Namun, pernyataan Airlangga langsung memicu keheranan karena Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengaku belum mengetahuinya.
Saat diwawancara media pada 26 Mei 2025, Bahlil menyampaikan belum menerima informasi atau pembahasan teknis mengenai kebijakan tersebut.
“Gini, gini, setahu saya kalau ada pemotongan atau apapun dalam mekanismenya, selalu ada pembahasan dulu,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
“Saya nggak tahu apakah di teknis sudah ada atau belum, saya belum tahu. Yang jelas sampai hari ini saya belum mendapat laporan itu.”
Bahlil menegaskan bahwa seharusnya setiap kebijakan yang berkaitan dengan tarif energi nasional melibatkan Kementerian ESDM dalam prosesnya.
Pernyataan dua pejabat ini pun memunculkan pertanyaan besar: apakah kebijakan diskon listrik 50 persen benar-benar siap dijalankan?
Bagi masyarakat, kebijakan ini tentu menjadi harapan untuk meringankan beban ekonomi rumah tangga, terutama dalam situasi global yang tidak menentu.
Namun, ketidaksinkronan antarpejabat justru menimbulkan kebingungan publik terkait kepastian pelaksanaan stimulus tersebut.
Kini masyarakat menanti kejelasan lebih lanjut dari pemerintah, apakah rencana ini akan segera dibahas lintas kementerian dan benar-benar direalisasikan. ***