SUARAREMBANG.COM - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan, upaya pencegahan dan penanganan bencana yang berpotensi terjadi di wilayahnya, membutuhkan aksi gotong royong dan kebersamaan dari berbagai elemen.
Hal itu disampaikan di depan ribuan peserta Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah Aisyiyah, di Wonder Park, Tawangmangu, Karanganyar, Kamis (26/6/2025).
Baca Juga: 438 Pejabat Ikut Retret ASN Jateng, Apa Misi Besar Gubernur Luthfi?
“Alhamdulillah, hari ini kita punya persamaan sikap dan tindakan, dalam rangka menjadi garda terdepan dalam hal tanggap bencana,” kata Luthfi.
Menurutnya, kebersamaan dalam menghadapi bencana itu terbukti ketika sama-sama menghadapi bencana Covid-19 beberapa tahun silam.
“Covid-19 menjadi bencana manusia yang harus kita renungkan, khususnya bagi relawan saat ini. Indonesia mampu dan dunia mengakui, karena kita punya azas gotong royong yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Lantik 29 Pejabat Baru: No Titip Titip, No Jastip!
Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat, baik itu pemerintah, TNI, Polri, dokter, relawan, dan profesi apapun harus memiliki kepekaan (sense of criris) yang sama terkait kebencanaan.
“Tidak perlu disuruh ketika ada bencana, langsung tanggap dan respons cepat harus nomor satu,” katanya.
Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah Aisyiyah ini diikuti sekitar 1.356 peserta dari 30 provinsi se-Indonesia. Mulai dari Aceh sampai Papua.
Menurut Luthfi, hal itu menunjukkan bahwa relawan adalah garda tedepan dalam penanganan bencana. Jambore diharapkan dapat mempererat kesiapsiagaan terkait bencana di wilayah masing-masing.
“Cucuk lampah tanggap bencana adalah relawan. Mereka harus jadi pionir dalam menangani bencana. Ingat bencana, maka Anda adalah garda terdepan dalam menangani masalah,” kata Luthfi.
Kebersamaan dan gotong royong terkait tanggap bencana itu juga disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto. Berdasarkan undang-undang, penanganan bencana harus dilakukan secara pentahelik.
“Kami menyadari penanganan bencana tidak bisa ditangani oleh salah satu pihak saja. Tadi Pak Gubernur Jateng menyampaikan harus gotong royong, harus bekerja sama. Itu betul sekali,” kata Suharyanto.