"Kita harus menjunjung tinggi prinsip demokrasi. Ada demokrasi tidak di tempat Anda. Karena itulah. Mengapa kita harus bereskan persoalan-persoalan domestik juga," tambah Anies dengan nada tegas.
Kritik Bernuansa Politik dan Diplomatik
Pernyataan Anies tidak hanya mencerminkan kritik diplomatik, tetapi juga bernuansa politik dalam konteks kepemimpinan nasional.
Sebagai mantan rival Prabowo Subianto di Pilpres 2024, pandangannya mengandung pesan penting bagi arah kebijakan luar negeri Indonesia ke depan.
Isu ketidakhadiran Presiden RI di forum PBB menjadi refleksi penting atas bagaimana Indonesia ingin dipandang di mata dunia.
Bukan hanya sebagai negara besar, tetapi juga sebagai negara yang aktif, vokal, dan berintegritas dalam isu-isu global.
Kritik Anies Baswedan ini juga bisa menjadi pemicu diskusi publik tentang arah diplomasi Indonesia ke depan.
Apakah Indonesia masih ingin menjadi juru damai dunia atau hanya sekadar penonton dalam konflik global?***