JAKARTA, suararembang.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru saja menghadapi salah satu ujian terberat dalam sejarah keamanannya.
Dalam waktu hanya dua minggu, dari 17 Juni hingga 3 Juli 2025, sistem digital LPS diserbu lebih dari 2,5 miliar serangan siber.
Baca Juga: Cloudflare Gagalkan Serangan DDoS Terbesar Sepanjang Sejarah Dunia Siber
Jenis serangan utamanya adalah Distributed Denial of Service (DDoS), yang bertujuan melumpuhkan sistem dengan membanjiri server menggunakan jutaan koneksi secara bersamaan.
Puncaknya terjadi pada 25 Juni 2025, ketika 34 juta paket data menghantam sistem LPS hanya dalam hitungan detik.
Serangan Datang dari 40 Negara
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan bahwa serangan ini berasal dari lebih 44,6 juta alamat IP di berbagai negara.
Lima negara yang paling banyak menjadi sumber serangan adalah:
- Indonesia
- Vietnam
- Jerman
- Amerika Serikat
- Belanda
Insiden ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu target utama dalam eskalasi serangan siber global.
Tidak Hanya DDoS: Phishing dan Ransomware Juga Mengintai
Selain DDoS, serangan lain yang dihadapi LPS adalah phishing dan ransomware. Jenis serangan ini menyasar informasi sensitif, mencuri data, hingga mengunci sistem dengan tebusan.
Menurut Direktur Sistem Informasi LPS, Monang Siringoringo, jenis-jenis ini termasuk delapan bentuk serangan siber terbesar dunia pada 2025.
Jika tidak ditangani cepat, dampaknya bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan.
Strategi Bertahan di Tengah Gempuran
Menghadapi serangan masif ini, LPS tidak tinggal diam. Sejak 2021, mereka telah menginvestasikan lebih dari Rp300 miliar untuk memperkuat sistem keamanan siber.
Langkah-langkah yang dilakukan LPS antara lain:
- Meningkatkan kapasitas dan lapisan pertahanan firewall.
- Menerapkan sistem Zero Trust Architecture agar setiap akses diverifikasi ketat.
- Membentuk tim digital forensik untuk mendeteksi dan memulihkan sistem pasca serangan.
- Bekerja sama dengan BSSN, OJK, ISP, dan lembaga lain untuk berbagi informasi ancaman.
- Mendorong penggunaan produk keamanan dalam negeri untuk meningkatkan kemandirian teknologi.
- Menerapkan sistem otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) guna deteksi dini dan respons cepat.
Pesan Penting dari Pakar Keamanan UGM
Pakar teknologi informasi dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Ridi Ferdiana, menyarankan agar sistem keuangan nasional segera memperbarui sistem operasional.