JAKARTA, suararembang.com - Nadiem Makarim, yang dulu menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi Chromebook.
Kasus ini terkait dengan pengadaan laptop Chromebook di masa pandemi yang disebut menyebabkan kerugian negara hingga triliunan rupiah.
Baca Juga: Nadiem Makarim Diperiksa KPK soal Proyek Google Cloud, Akui Sudah Beri Keterangan Lengkap
Kejaksaan Agung telah menahan Nadiem selama 20 hari demi kelancaran penyidikan.
Nadiem, yang juga dikenal sebagai pendiri Gojek, diduga menyalahgunakan kewenangannya saat menjadi menteri.
Pada 2021, ia menandatangani peraturan menteri yang secara spesifik mengunci pengadaan laptop hanya untuk Chromebook, padahal kajian teknis menyatakan perangkat tersebut tidak efektif di daerah dengan koneksi internet terbatas.
Dugaan ini membawa kerugian negara mencapai Rp 1,98 triliun, atau sekitar USD 115–122 juta .
Proyek pengadaan itu diluncurkan sebagai bagian dari program digitalisasi sekolah dengan anggaran hingga Rp 9,3–9,9 triliun.
Anggaran tersebut mencakup pengadaan lebih dari satu juta laptop ke sekitar 77.000 sekolah di seluruh Indonesia.
Meski demikian, pihak teknis menyatakan Chromebook tidak cocok untuk wilayah 3T karena ketergantungannya pada jaringan internet yang lemah .
Sebelum ditetapkan sebagai tersangka pada Kamis, tanggal 4 September 2025, Nadiem sudah menjalani pemeriksaan tiga kali sebagai saksi.
Pemeriksaan pertama pada 23 Juni (sekitar 12 jam), kedua pada 15 Juli (sekitar 9 jam), dan ketiga pada hari penetapan tersangka .
Setelah pemeriksaan itu, ia langsung ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan .
Nadiem membantah semua tuduhan, menyatakan tidak bersalah, dan menegaskan integritasnya. Ia juga berharap kebenaran akan segera terungkap .