Dalam laporan yang sama, pengamat politik di Nepal, Yog Raj Lamichhane bahkan menilai akar masalah ini adalah ketimpangan yang sudah lama terjadi hingga memicu gelombang tuntutan reformasi besar-besaran di Nepal.
“Anak pejabat hidup dari keuntungan politik orang tuanya. Ini menimbulkan frustasi luar biasa di kalangan rakyat biasa,” jelas Yog Raj.
Hal serupa disampaikan Dipesh Karki, dosen Kathmandu University. Menurutnya, sejak masa kerajaan hingga kini, kekuasaan di Nepal cenderung dikuasai oleh segelintir elite.
“Fenomena nepo kids hanyalah wajah baru dari praktik lama, yaitu penangkapan sumber daya oleh kelompok elit,” tegas Karki.
Pada akhirnya, fenomena "nepo kids” kini dianggap sebagai simbol nyata ihwal ketidakadilan sosial di Nepal.*