“Kita menyaksikan banjir, kekeringan, hingga cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. PMI harus selalu siap siaga dengan relawan yang terlatih dan tangguh,” ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang 2025, Jawa Tengah tercatat mengalami ratusan kejadian bencana hidrometeorologi.
Hal ini semakin mempertegas pentingnya kehadiran PMI dengan armada relawan yang solid.
Kemandirian Stok Darah
Di luar isu bencana, Gus Hanies juga menyinggung pentingnya kemandirian stok darah.
Ia mengingatkan kebutuhan darah di Kabupaten Rembang terus meningkat setiap tahun.
Karena itu, PMI dituntut lebih aktif mengajak masyarakat untuk rutin berdonor.
“Kita perlu lebih giat mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk semakin aktif menjadi pendonor darah,” pungkasnya.
Saat ini, PMI Rembang rutin menggelar kegiatan donor darah di berbagai kecamatan, sekolah, serta bekerja sama dengan komunitas.
Aksi sosial tersebut diharapkan mampu menjaga ketersediaan darah untuk rumah sakit di wilayah Rembang dan sekitarnya.
Momentum HUT ke-80 PMI
Peringatan HUT ke-80 PMI di Rembang menjadi momentum refleksi sekaligus langkah maju.
Selain apel, kegiatan juga diisi dengan penyerahan piagam penghargaan untuk relawan dan pendonor darah sukarela yang sudah aktif bertahun-tahun.
Melalui peringatan ini, PMI Rembang diharapkan semakin solid, adaptif, dan siap menghadapi tantangan kemanusiaan di masa depan.
Dengan regenerasi yang kuat, PMI tidak hanya menjadi garda terdepan saat bencana, tetapi juga mitra masyarakat dalam membangun kepedulian sosial.
***