Sumbawa, NTB
Pada Selasa, 16 September 2025, keracunan massal juga melanda ratusan siswa yang diduga setelah mengonsumsi makanan dari program MBG juga terjadi di Empang, Sumbawa.
Ironisnya, Pihak pemerintah Desa Gapit, Empang, menyebut ruangan Puskesmas Empang penuh sehingga teras hingga membuat ruang mushola digunakan untuk merawat korban.
Dalam rinciannya, sejumlah siswa yang terdampak dalam kasus ini, yakni para pelajar dari MTSN 2 sebanyak 94 orang, MIN 3 ada 20 orang, lalu terdapat siswa MAN 3 sebanyak 11 orang, dan siswa SMPN 3 sebanyak 2 orang.
Baubau, Sulawesi Tenggara
Pada Selasa, 16 September 2025, diketahui terdapat 37 siswa SMA Negeri 7 dan SD Hidayatullah Baubau mengalami mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi menu MBG.
Kepala Dinas Kesehatan Baubau, Fanti Frida Yanti sempat menjelaskan sampel makanan sudah diambil untuk uji laboratorium.
Dalam kasus ini, ada sebanyak 37 siswa yang dirujuk ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas dan sebagian besar diklaim sudah pulang pada sore harinya.
Pihak Sekolah SMA Negeri 7 Baubau juga menambahkan, terdapat dugaan kuat keracunan berasal dari ayam yang berbau tidak sedap dalam menu MBG.
Gunungkidul, Yogyakarta
Pada Senin, 15 September 2025, terdapat 19 siswa dari tiga sekolah di Semin juga dilaporkan mengalami keracunan yang diduga setelah mengonsumsi menu MBG.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono telah menyatakan, pihaknya langsung melakukan uji sampel makanan di laboratorium usai kejadian tersebut.
Alarm Serius untuk Program MBG
Rentetan kasus dalam sepekan terakhir memunculkan alarm serius terhadap pelaksanaan program MBG di lingkungan sekolah SD hingga SMA.
Alih-alih memberi gizi tambahan bagi anak sekolah, sebagian publik mengingatkan agar jangan sampai ke depan banyak siswa jatuh sakit dalam jumlah besar.
Kendati sebagian besar pasien sudah dipulangkan, gelombang kasus keracunan di 6 wilayah berbeda itu menuntut evaluasi ketat dari pemerintah pusat hingga daerah.
Terlebih, distribusi makanan gratis ini melibatkan banyak pihak, mulai dari dapur penyedia, sekolah, hingga pengawas di lapangan.***