JAKARTA, suararembang.com - Sejak pertama kali dimulai pada 6 Januari 2025, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menarik perhatian dari berbagai pihak.
Dengan target penerima manfaat 82,9 juta di tahun 2025 dan anggaran triliunan, MBG menjadi PR besar bagi pemerintah untuk pelaksanaan yang optimal.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Standar Ketat bagi Dapur MBG: dari SLHS sampai HACCP
Dalam perjalanannya, MBG makin menuai sorotan saat berbagai kasus keracunan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia dan di antaranya menjadi kejadian luar biasa (KLB), banyak yang meminta program tersebut untuk dihentikan.
Meski banyak pihak yang mendesak agar MBG dihentikan, namun pemerintah tampaknya akan tetap meneruskan keberlangsungan program prioritas ini.
Terbaru Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan tak setuju jika dihentikan dan optimis MBG bisa memberi banyak manfaat.
Luhut: Ada Kekurangan tapi Ada Perbaikan
Mengenai desakan MBG dihentikan, Luhut justru menyebut MBG adalah program bagus dan butuh proses dalam pelaksanaannya.
“Ya nggak usah dihentikan, kita lihatnya bagus kok, apanya yang dihentikan, kan memulainya ini yang jadi masalah. Kita kadang-kadang tuh pengin cepat buahnya seperti gigit cabai langsung pedes, ya nggak bisa gitu,” ujar Luhut usai bertemu dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di kantor DEN, Jakarta pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Ada kekurangan dalam pelaksanaannya, Luhut mengingatkan untuk melakukan perbaikan agar menjadi lebih baik lagi.
“Yang penting prosesnya kita lihat bagus, jalan, kalau kurang di sana-sini ya kita perbaikin, jangan juga terus pesimis kalau ada kurang,” imbuhnya.
Mengenai kasus keracunan MBG yang beberapa waktu terakhir sering terjadi, Luhut mengungkapkan keprihatinannya namun tetap menekankan perbaikan dalam proses pelaksanaan MBG.
“Kita sangat prihatin dengan kejadian-kejadian keracunan kemarin, tapi proses perbaikan semua sekarang berjalan,” tuturnya.
“Kita paham, mungkin masih ya barang barulah, tapi saya lihat data-data tadi oke. Jangan terlalu pesimis lah, bangsa kita bangsa besar, jadi nggak usah terlalu (pesimis). Barang baru pasti ada di sana-sini kekurangannya apa,” paparnya.