SEMARANG, suararembang.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan dukungannya terhadap upaya Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) RI dalam mewujudkan media massa yang bertanggung jawab, edukatif, jujur, objektif, serta sehat secara industri atau Media Bejo’s.
Dukungan ini dinilai penting karena pers berperan sebagai pilar keempat demokrasi yang turut menentukan arah perkembangan bangsa.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah, Agung Hariyadi, saat menghadiri Forum Koordinasi dan Sinkronisasi bertema “Penguatan Kebijakan Pembangunan Media Massa yang Bertanggung Jawab, Edukatif, Jujur, Objektif, dan Sehat secara Industri”, di Hotel Gumaya, Semarang, Kamis (13/11/2025).
Menurut Agung, masyarakat kini hidup di tengah derasnya arus digitalisasi dan kebebasan berpendapat. Karena itu, kebijakan komunikasi publik perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Kebijakan perlu dilakukan secara relevan. Pemerintah tidak sekadar menjadi regulator, tetapi juga penyeimbang antara agenda pemerintah, media, dan publik. Sehingga semuanya punya peran,” ujar Agung, mewakili Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
Ia menambahkan, Pemprov Jawa Tengah berkomitmen mendukung pertumbuhan ekosistem media lokal yang sehat.
Salah satunya melalui pemberian kesempatan kepada wartawan untuk mengikuti uji kompetensi sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan profesionalisme insan pers.
“Media sebagai pilar keempat demokrasi, harus memiliki sudut pandang dari dua sisi. Dengan begitu, ada keberimbangan dalam memberikan informasi kepada masyarakat, cover both sides,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Kemenko Polkam RI, Marsekal Pertama TNI Arifien Sjahrir, menjelaskan bahwa forum tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti akademisi, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), hingga Dewan Pers.
“Hasil dari forum ini akan diwujudkan dalam rekomendasi kebijakan bagi seluruh pemangku kepentingan, agar tercipta ekosistem media nasional yang sehat,” tutup Arifien.
***