CILACAP, suararembang.com - Tim SAR gabungan kembali menemukan delapan jenazah dalam operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Temuan ini tercatat hingga Sabtu (15/11) pukul 18.00 WIB.
Selain menemukan delapan jenazah, tim juga mendapati dua potongan tubuh. Potongan itu teridentifikasi sebagai milik satu korban.
Baca Juga: Diklaim Picu Insiden Longsor, 21 Perusahaan di Puncak Bogor Kini Kena Sanksi KLH
Dengan temuan hari ini, jumlah korban meninggal dunia menjadi sebelas jiwa. Rinciannya, dua korban ditemukan pada hari pertama, satu korban pada hari kedua, dan delapan korban pada hari ketiga.
Sementara itu, sebanyak 12 orang masih dalam pencarian. Data ini menjadi fokus utama tim SAR gabungan yang terus bekerja di lapangan.
Operasi pencarian memasuki hari ketiga pada Sabtu (15/11). Setelah briefing pagi, seluruh unsur SAR yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan mulai menyisir lokasi sejak pukul 7.30 WIB.
Cuaca mendung menyelimuti Kecamatan Majenang saat tim mulai bekerja. Mereka menyisir tiga dusun terdampak longsor yaitu Cibeunying, Cibuyut, dan Tarukahan. Penyisiran dilakukan dengan membagi wilayah menjadi lima sektor.
Misi hari ketiga berfokus pada pencarian warga yang hilang setelah longsor besar pada Kamis (13/11) malam. Total 520 personel dikerahkan untuk mempercepat proses pencarian.
Sesuai hasil perencanaan operasi Jumat (14/11) malam, tujuh unit eskavator diturunkan ke titik utama. Seluruh alat berat bekerja hati-hati demi menjaga kondisi jenazah di bawah timbunan material.
Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, meninjau lokasi terdampak sejak pagi. Ia meminta penambahan alat berat setelah menyaksikan langsung luasnya material longsor.
“Jika semalam saya sampaikan delapan eskavator harus turun, pagi ini saya minta ditambah lagi empat unit. Sehingga total alat berat yang dibutuhkan sebanyak 12 unit,” kata Budi saat meninjau Desa Cibeunying.
Menurut Budi, tinggi material longsor yang mencapai 2–8 meter tidak mungkin ditangani cepat dengan alat sederhana. Ia menegaskan bahwa seluruh sumber daya perlu bekerja lebih lama jika kondisi memungkinkan.
“Sumber daya manusianya bisa bergiliran, namun alat berat harus aktif 24 jam,” ujarnya.
Operasi hari ketiga ditutup pada pukul 16.00 WIB. Cuaca mendung tanpa hujan menjadi faktor pendukung kelancaran operasi selama satu hari penuh.