JAKARTA, suararembang.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto memberikan kabar terbaru mengenai kondisi bencana banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Sumatera Utara.
Sampai hari ke-4, Suharyanto menyebut bahwa petugas dari tim gabungan masih dikerahkan untuk membuka akses di sebagian wilayah yang masih terputus dan memberi bantuan.
Baca Juga: Kota Medan Dilanda Banjir Besar: 1.829 Warga Mengungsi yang Tersebar di 11 Kecamatan Berbeda
“Kota Medan yang merupakan ibu kota provinsi sempat banjir, tapi per hari ini adalah hari ke-4 karena Sumatera Utara itu duluan yang terkena bencana,” ujar Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi bersama Menko PMK di Sumatera Utara pada Minggu, 30 November 2025
“Jadi, mulai tanggal 25 dan 26 November 2025, itu hujan deras sehingga kita baru masuk tanggal 27 November 2025,” imbuhnya.
PR Besar BNPB Atasi Wilayah Terdampak di Sumatera Utara
Dalam pemaparannya, Suharyanto menyebut wilayah Langkat, Medan, Tebing Tinggi, dan Asahan sudah relatif teratasi.
Menurutnya, untuk wilayah tersebut sudah tak memerlukan penanganan terpusat dari Pemerintah Pusat lagi.
Namun, ada daerah lain di Sumatera Utara yang menjadi PR besar bagi evakuasi BNPB, yakni Tapanuli.
“PR kita di wilayah Sumatera Utara ini adalah Tapanuli, Pak. Jadi, yang terdampak ada Tapanuli Utara, ada Humbang Hasundutan, ada Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, kemudian Langkat,” jelasnya.
“Nah, di kabupaten dan kota yang saya sampaikan, yang sekarang masih perlu mendapat perhatian serius adalah Tapanuli Tengah dan Sibolga,” lanjutnya.
Tapanuli Tengah dan Sibolga Masih Terisolir
Suharyanto menjelaskan bahwa Tapanuli Tengah dan Sibolga menjadi dua wilayah di Sumatera Utara yang masih terisolir pascabanjir dan longsor yang terjadi.
“Tapanuli Tengah hanya bisa dicapai lewat udara di mana Tapanuli Tengah itu ada Kota Sibolga yang bisa dicapai lewat darat dari Tapanuli Tengah dan lewat dari laut,” paparnya.
Kepala BNPB kemudian menyinggung tentang viralnya video di media sosial yang dinarasikan masyarakat di dua wilayah tersebut menjarah minimarket.
“Itu mereka mengambil bahan makanan, Pak dan tidak bersifat menjarah atau merusak, memecahkan kaca, dan sebagainya. Tidak, tapi dia menjarah bahan makanan,” ucapnya.