Tapanuli Tengah dan Sibolga Fokus pada Logistik dan Telekomunikasi
BNPB mengirim 100 ton logistik seperti beras, mie instan, toilet portabel, alat penjernih air, dan mobil dapur umum. Jalur laut menjadi tumpuan utama karena akses darat belum stabil.
“Karena logistiknya sudah masuk lewat laut, mudah-mudahan kegelisahan masyarakat di Sibolga dan Tapanuli Tengah karena terisolir ini bisa pulih, kembali normal,” ucap Suharyanto.
Akses internet dan komunikasi juga mulai membaik. Beberapa lokasi pengungsian menggunakan Starlink untuk memastikan koneksi tetap tersedia.
“Sudah banyak Starlink, di tempat pengungsian sudah banyak terpasang dan mendapatkan sinyal internet dan sinyal HP,” tambahnya.
Sementara itu, pasokan listrik masih bergantung pada genset. Tower PLN di dua wilayah tersebut banyak yang ambruk akibat banjir.
“Listrik kami langsung komunikasi dengan Dirut PLN, jadi banyak tower dan gardu besar ambruk, sehingga untuk Tapanuli Tengah dan Sibolga nanti menggunakan frekuensi rendah,” terangnya.
PLN juga meminta bantuan helikopter untuk percepatan pemulihan.
Rumah Mulai Dibersihkan, Cuaca Mendukung
Setelah beberapa hari tanpa hujan, warga di Sibolga dan Tapanuli Tengah mulai membersihkan rumah mereka yang terendam lumpur.
“Sibolga dan Tapanuli Tengah itu kena bencananya nggak parah, parah tapi tidak lumpuh,” klaim Suharyanto.
“Sekarang setelah 2 atau 3 hari ini tidak hujan, itu rumah-rumah sudah dibersihkan lumpur-lumpurnya,” tukasnya.
***