JAKARTA, suararembang.com - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Parekraf KSPSI 2025 resmi dibuka di Hotel Hilton Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Acara pembukaan dihadiri Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Moh Jumhur Hidayat, serta dibuka langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli.
Baca Juga: Sejauh Menaker Yassierli Kejar Target Lapangan Kerja, Ada Seleksi Karyawan yang Jadi Rintangan
Rapimnas juga dihadiri para ketua federasi buruh yang berada di bawah naungan KSPSI serta ratusan peserta yang datang dari berbagai provinsi.
170 Peserta Hadir dari Seluruh Indonesia
Ketua Panitia Pelaksana Rapimnas 2025, Idham Maulana, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan amanat Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang wajib dilaksanakan minimal satu kali dalam satu periode kepengurusan.
“Rapimnas ini adalah agenda evaluasi dan rekomendasi program kerja, review AD/ART bila diperlukan, serta pengusulan jadwal Munas,” ujar Idham.
Ia menjelaskan, Rapimnas Parekraf 2025 menjadi gelaran keempat sejak deklarasi Parekraf KSPSI pada Maret 2022 di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Setelah itu disusul Munas pertama di Bali pada Juni 2022 dan Rakornas di Yogyakarta pada Desember 2023.
Jakarta Dipilih Berdasarkan Indeks Pariwisata Nasional
Pemilihan Jakarta sebagai tuan rumah Rapimnas tahun ini bukan tanpa alasan. Mengacu pada Indeks Kepariwisataan Nasional 2024, Jakarta menempati posisi kedua tertinggi setelah Bali.
“Setelah menggelar kegiatan di daerah dengan indeks pariwisata terbaik seperti NTB, Bali, dan Yogyakarta, tahun ini kami memilih Jakarta yang menempati posisi kedua nasional,” kata Idham.
Mengusung Tema ‘Pariwisata Hijau, Indonesia Adil Makmur’
Rapimnas 2025 mengangkat tema besar “Pariwisata Hijau, Indonesia Adil Makmur.”
Tema ini menegaskan komitmen organisasi untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata yang tidak hanya berorientasi ekonomi, tetapi juga berkelanjutan dari sisi lingkungan dan sosial.
“Saya lulusan geolog ITB. Indonesia ini kaya akan sumber daya alam. Tantangannya adalah bagaimana mengoptimalkan kekayaan tersebut untuk kemakmuran rakyat, tanpa merusak lingkungan,” ujar Idham.
Menurutnya, keberlanjutan lingkungan merupakan syarat mutlak agar sektor wisata dapat dinikmati generasi hari ini dan generasi yang akan datang.