suararembang.com - Film Nyanyi Sunyi Dalam Rantang, karya terbaru sutradara kenamaan Garin Nugroho, kembali menarik perhatian dunia.
Dalam rangkaian peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2024, film ini sukses terpilih untuk ditayangkan sebagai World Premier di International Film Festival Rotterdam (IFFR) ke-54 yang akan digelar pada 30 Januari–9 Februari 2025 di Belanda.
Dirilis dengan judul bahasa Inggris “Whispers in the Dabbas,” film ini diputar dalam program Harbour yang memuat karya-karya inovatif dari para sineas dunia.
Karya besutan Padi Padi Creative ini tidak hanya menawarkan sinematografi memukau tetapi juga menyajikan kritik tajam terhadap kompleksitas sistem hukum di Indonesia.
Kisah Perjuangan di Tengah Labirin Hukum
Berdasarkan kisah nyata, film ini mengupas dampak destruktif tindak pidana korupsi terhadap masyarakat.
Melalui sudut pandang Puspa (Della Dartyan), seorang pengacara muda yang menghadapi tantangan besar melawan ketidakadilan, penonton diajak menyelami drama penuh emosi yang menggugah kesadaran sosial.
Salah satu cerita yang menonjol adalah perjuangan Tumirah, nenek tua yang dikriminalisasi karena memungut buah kakao di tanah adat.
Konflik semakin memanas ketika perusahaan besar, pengadilan, dan pemerintah daerah berkolusi untuk merebut hak masyarakat.
Film ini menggambarkan bagaimana Puspa harus menghadapi dilema moral yang mendalam, dengan kegagalan demi kegagalan yang menghantui dirinya.
Film ini ditutup dengan adegan yang begitu menyentuh—Puspa duduk terdiam di bus tua, tatapannya kosong, hingga seorang anak kecil mengembalikan rantang merah miliknya.
Dalam pelukan rantang itu, senyum kecilnya menyiratkan harapan, meski tipis, untuk masa depan yang lebih adil.
Dengan arahan sinematik dari Garin Nugroho, film ini berhasil menyajikan perpaduan antara drama, tragedi, dan kritik sosial.
Nyanyi Sunyi Dalam Rantang menjadi sebuah otokritik yang kuat, tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga bagi para pejabat negara untuk introspeksi dan berbenah.
Prestasi Internasional dan Daya Tarik Global
Seleksi di IFFR 2025 memperkuat posisi “Whispers in the Dabbas” sebagai salah satu film Indonesia yang layak diperhitungkan di kancah internasional.