suararembang.com - Sebuah tragedi penerbangan terjadi di Alaska pada 6 Februari 2025, ketika pesawat Bering Air jenis Cessna 208B Grand Caravan EX jatuh di atas es sekitar 55 kilometer tenggara Kota Nome.
Seluruh penumpang, terdiri dari sembilan orang dan satu pilot, dilaporkan tewas dalam insiden ini.
Pesawat lepas landas dari Unalakleet menuju Nome pada pukul 14:38 waktu setempat. Sekitar pukul 15:16, posisi terakhir pesawat terdeteksi pada ketinggian 5.300 kaki.
Baca Juga: Kabar Terkini Pesawat Bering Air Hilang 38 Menit Setelah Lepas Landas
Sebelum hilang kontak, pilot menginformasikan kepada pengendali lalu lintas udara bahwa ia akan menunggu pembersihan landasan pacu sebelum mendarat.
Namun, tak lama setelah itu, pesawat mengalami penurunan ketinggian dan kecepatan secara drastis.
Tim pencari dari Penjaga Pantai Amerika Serikat menemukan puing-puing pesawat di atas es di Norton Sound, sekitar 34 mil tenggara Nome.
Tiga jasad ditemukan di dalam pesawat, sementara tujuh lainnya diyakini masih berada di dalam bangkai pesawat namun sulit dijangkau karena kondisi medan.
Gubernur Alaska, Mike Dunleavy, menyatakan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan berterima kasih kepada tim pencari yang bekerja tanpa lelah.
Senator Lisa Murkowski juga menyampaikan doa dan dukungannya kepada komunitas yang terdampak oleh tragedi ini.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) telah memulai investigasi untuk menentukan penyebab kecelakaan ini.
Mereka menekankan bahwa penyelidikan masih dalam tahap awal dan akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk mengungkap faktor-faktor yang berkontribusi terhadap insiden tersebut.
Tentang Bering Air
Bering Air adalah maskapai penerbangan yang berbasis di Nome, Alaska, dan telah beroperasi sejak tahun 1979. Mereka menyediakan layanan penerbangan penumpang terjadwal, charter, serta layanan ambulans udara dan helikopter, menghubungkan komunitas-komunitas kecil di Alaska yang tidak memiliki akses jalan raya.***