JAKARTA, suararembang.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada Selasa, 18 Maret 2025. IHSG turun 6,12% ke level 6.076,081, bahkan sempat menyentuh 6.011,842 pada sesi pertama perdagangan.
Penurunan IHSG ini mempengaruhi saham-saham berkapitalisasi besar, termasuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pada sesi pertama, saham BBCA turun 4,65% ke level Rp8.200.
Penurunan tajam IHSG ini mengingatkan pada krisis sebelumnya, seperti krisis finansial 1998 dan pandemi COVID-19. Selama krisis 1998, IHSG turun sekitar 30% dalam 20 hari perdagangan.
Baca Juga: IHSG Anjlok, Perdagangan Saham Dihentikan Sementara: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Pada 2008, IHSG butuh 16 hari untuk turun hampir 40%. Penurunan saat ini menunjukkan volatilitas pasar yang tinggi.
Kementerian Investasi/BKPM menilai penurunan IHSG hingga 6% bukan masalah besar dan disebabkan oleh berbagai faktor.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga merencanakan konferensi pers pada Rabu, 19 Maret 2025, pukul 10.00 WIB, untuk membahas situasi ini.
Analis merekomendasikan investor tetap tenang dan fokus pada saham berfundamental kuat, seperti BBCA. Meskipun mengalami penurunan, saham BBCA masih dianggap sebagai pilihan investasi jangka panjang yang solid.
***
Artikel Terkait
IHSG Anjlok, Perdagangan Saham Dihentikan Sementara: Apa yang Sebenarnya Terjadi?