JAKARTA, suararembang.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan signifikan, mendekati titik terendah yang pernah dicapai selama Krisis Keuangan Asia 1998.
Pada Selasa (25/3), rupiah sempat menyentuh Rp16.640 per dolar AS, mendekati level terendah sepanjang masa yaitu Rp16.800 pada Juni 1998, berdasarkan data LSEG.
Pelemahan rupiah dipengaruhi oleh kombinasi faktor global dan domestik. Ketidakpastian global terkait kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan gejolak geopolitik, termasuk dampak perang dagang terhadap China dan negara-negara berkembang di Asia, memberikan tekanan pada mata uang Indonesia.
Baca Juga: Rupiah Terpuruk ke Level Terendah Sejak 1998
Selain itu, kekhawatiran investor terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengeluaran pemerintah turut memengaruhi sentimen pasar. Rupiah telah melemah 3% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, menjadikannya mata uang dengan kinerja terburuk di Asia.
Langkah Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) mengambil langkah intervensi di pasar valuta asing untuk menstabilkan rupiah. BI melakukan intervensi di pasar spot, obligasi, dan domestic non-deliverable forwards guna menjaga keseimbangan suplai dan permintaan valuta asing di pasar.
Pelemahan rupiah juga berdampak pada pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencapai level terendah dalam tiga tahun terakhir pada awal pekan ini, meskipun kemudian mengalami pemulihan dengan kenaikan 3,5% pada Rabu (26/3).
Pelemahan rupiah yang mendekati level terendah sejak 1998 mencerminkan tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia akibat faktor eksternal dan internal. Langkah-langkah intervensi oleh Bank Indonesia diharapkan dapat menstabilkan nilai tukar dan memulihkan kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional. **
Artikel Terkait
Rupiah Terpuruk ke Level Terendah Sejak 1998