JAKARTA, suararembang.com - Kali ini, Pemerintah Provinsi Anhui, China, melakukan kunjungan resmi ke Kantor Otorita IKN pada Selasa 19 Agustus 2025, untuk menjajaki peluang investasi di sektor infrastruktur dan perumahan.
Provinsi Anhui dikenal sebagai salah satu pusat industri manufaktur dan semen di Tiongkok.
Baca Juga: Investor Tiongkok Tertarik Kembangkan Tambak Garam 3.000 Hektare di Jawa Tengah, Apa Alasannya?
Wilayah ini juga memiliki rekam jejak dalam pembangunan transportasi modern, termasuk keterlibatannya pada produksi sarana Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Jakarta–Bandung.
Deputy Director-General, Department of Housing and Urban-Rural Development of Anhui Province, Liu Xiaohua, menyatakan kesiapan pihaknya untuk memperluas jalur kerja sama dengan Indonesia melalui IKN.
“Saat ini di Provinsi Anhui terdapat banyak pengusaha besar yang bergerak di bidang manufaktur dan sektor lainnya," ujar Liu pada Selasa 19 Agustus 2025.
Baca Juga: Lima Investor Baru Tanam Modal Rp2,42 Triliun di IKN Nusantara
"Harapannya, melalui penjajakan investasi hari ini, kami dapat mempelajari lebih dalam potensi yang ada di IKN serta menghadirkan investor yang tepat dari Anhui,” sambungnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Sudiro Roi Santoso, menegaskan bahwa pihaknya membuka peluang kerja sama seluas-luasnya dengan mitra internasional, termasuk Anhui.
“Saat ini sudah ada sejumlah investor dari Tiongkok yang menanamkan modal di sektor perhotelan," jelas Sudiro Roi.
"Kami menyambut baik minat dari Provinsi Anhui, terutama pada investasi perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah hingga tinggi,” imbuhnya.
Kolaborasi dengan Anhui dipandang tidak hanya sebagai arus modal semata, tetapi juga sebagai upaya mempercepat pembangunan kota masa depan yang berdaulat, hijau, dan resilien.
Dengan minat baru dari Anhui, Tiongkok kian menegaskan posisinya sebagai salah satu mitra penting dalam realisasi proyek IKN yang digadang menjadi simbol peradaban global Indonesia.*
Artikel Terkait
Investor Tiongkok Tertarik Kembangkan Tambak Garam 3.000 Hektare di Jawa Tengah, Apa Alasannya?