JAKARTA, suararembang.com — Proses penawaran saham perdana PT Super Bank Indonesia Tbk atau Superbank resmi dimulai. Investor langsung menyorot aksi korporasi ini karena masuk daftar IPO besar di penghujung tahun.
Superbank menawarkan 4,40 miliar saham baru atau sekitar 13% modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga saham ditetapkan di kisaran Rp 525 sampai Rp 695 per lembar.
Baca Juga: Superbank Siap IPO, Incar Dana Jumbo dan Bidik Pasar Bank Digital Indonesia
Jika seluruh saham terserap di harga atas, dana yang masuk bisa mencapai Rp 3,06 triliun.
Masa bookbuilding berlangsung 25 November sampai 1 Desember 2025. Penawaran umum perdana dijadwalkan 10–15 Desember 2025.
Setelah proses penjatahan dan pendistribusian, saham dengan kode SUPA dijadwalkan melantai di BEI pertengahan Desember.
Aksi ini jadi perhatian karena Superbank berada di bawah ekosistem besar seperti Emtek dan Grab.
Ekosistem tersebut dinilai memberi dorongan kuat untuk percepatan layanan bank digital.
Dalam prospektus, sekitar 70% dana IPO akan dipakai untuk ekspansi kredit. Sisanya dialokasikan untuk belanja modal dan penguatan infrastruktur digital bank.
Meski prospek cerah, analis tetap mengingatkan soal kinerja masa lalu.
Superbank sempat mencatat kerugian sebelum transformasi penuh ke bank digital. Namun ada perbaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Investor juga diminta lebih waspada. Sebelumnya, sempat beredar dokumen bocor yang menampilkan estimasi harga dan volume berbeda dengan prospektus resmi.
Karena itu, rujukan utama tetap berasal dari regulator dan penjamin emisi.
Penjamin pelaksana emisi dalam IPO ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sucor Sekuritas. Investor ritel bisa ikut melalui platform e-IPO atau sekuritas yang bekerja sama.
Artikel Terkait
Superbank Siap IPO, Incar Dana Jumbo dan Bidik Pasar Bank Digital Indonesia