bisnis

Negosiasi Tarif Impor RI-AS: Indonesia Jadi Negara Pertama yang Diterima AS, Rampung 60 Hari Lagi

Jumat, 18 April 2025 | 15:00 WIB
Perkembangan Terkini Negoisasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia - Amerika Serikat.

 

JAKARTA, suararembang.com - Hubungan dagang Indonesia-Amerika Serikat kian dinamis. Dalam langkah strategis menghadapi kebijakan tarif resiprokal Presiden Donald Trump, Indonesia mencatat capaian penting: menjadi negara pertama yang diterima untuk bernegosiasi langsung dengan Amerika Serikat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkap bahwa kedua negara sepakat menuntaskan negosiasi dalam waktu 60 hari ke depan.

Hal ini disampaikan dalam konferensi pers daring bertajuk Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat, Jumat (18/4).

Baca Juga: Trump Buka Suara: Ada Peluang Damai Dagang dengan China Setelah Desakan Xi Jinping

“Dan formatnya pun sudah disepakati, format dari framework perjanjian tersebut dan scoping-nya, termasuk kemitraan perdagangan investasi, kemitraan dari mineral penting, dan juga terkait dengan reliability daripada koridor rantai pasok yang mempunyai resiliensi tinggi,” jelas Airlangga.

Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia secara aktif mengakses pejabat tinggi AS, termasuk melakukan pertemuan daring dengan Secretary of Commerce, Howard Lutnick. Respons AS pun dinilai sangat positif.

“AS menyatakan kesediaannya untuk menindaklanjuti pembahasan di tingkat teknis guna mencapai solusi yang saling menguntungkan,” ujarnya.

Baca Juga: Trump Tunda Tarif Impor ke 75 Negara, Kecuali China yang Naik Jadi 125 Persen

Indonesia mengajukan sejumlah usulan, antara lain peningkatan pembelian energi dari AS, termasuk crude oil, LPG, dan gasoline. Selain itu, Indonesia juga berencana membeli produk agrikultur seperti gandum, kedelai, dan susu kedelai.

“Indonesia juga memfasilitasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia, termasuk insentif dan kemudahan perizinan,” tambah Airlangga.

Tak hanya itu, Indonesia menawarkan kerja sama strategis pada sektor mineral penting dan prosedur impor hortikultura dari AS. Kerja sama ini juga didorong dalam bentuk business to business, bukan hanya antar-pemerintah.

Di bidang lain, Indonesia menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pendidikan, sains, teknologi, ekonomi digital, dan sektor keuangan. Semua ini ditujukan agar hubungan dagang RI-AS tetap kuat, adaptif, dan saling menguntungkan di tengah dinamika global.

Kesepakatan ini menjadi angin segar, menandakan keberhasilan diplomasi aktif Indonesia dan membuka peluang besar bagi peningkatan kerja sama bilateral jangka panjang. **

Tags

Terkini