Selain itu, proyek ini diperkirakan menghasilkan devisa Rp5 triliun per tahun dari ekspor ethylene dichloride. Di sisi lain, penghematan impor soda kaustik bisa mencapai Rp4,9 triliun per tahun.
Tahap kedua proyek akan fokus pada perluasan kapasitas klor alkali dan pengembangan produk turunan berbasis klorin.
Studi kelayakan kini sedang berlangsung untuk menentukan arah pengembangan selanjutnya.
Direktur Utama Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, menilai proyek ini sebagai fondasi industri yang kuat.
"Melalui kerja sama ini, kami membangun pondasi kokoh untuk pengembangan industri berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Erwin.
Dampak positif proyek ini juga terlihat di pasar saham. Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) naik 3,28% ke Rp10.225 pada 17 Juni 2025, usai penandatanganan dilakukan.
Kolaborasi strategis ini menjadi simbol transformasi industri nasional menuju masa depan yang mandiri dan kompetitif secara global.***