JAKARTA, suararembang.com - Empat SPBU swasta setuju impor BBM lewat Pertamina dengan tiga syarat khusus. Simak detail kesepakatan dan dampaknya bagi konsumen.
Empat perusahaan penyedia Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta, yakni Shell Indonesia, BP-AKR, ExxonMobil, dan Vivo, akhirnya menyetujui untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina.
Baca Juga: BBM SPBU Swasta Masih Kosong Meski Kuota Impor Tambah 10 Persen, Bahlil: Silakan Beli di Pertamina
Kesepakatan ini diambil setelah adanya keluhan terkait keterbatasan stok BBM di sejumlah jaringan SPBU swasta dalam beberapa minggu terakhir.
Dalam keterangannya, Shell Indonesia menyebut bahwa produk bensin mereka tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU hingga waktu yang belum ditentukan.
Kondisi ini membuat masyarakat, khususnya pengguna mobil pribadi dan kendaraan niaga, harus mencari alternatif pengisian di SPBU lain.
Kesepakatan ini lahir setelah pertemuan antara empat perusahaan SPBU swasta dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada Jumat, 19 September 2025. Bahlil menegaskan bahwa sebenarnya pemerintah sudah memberikan kuota impor BBM sebesar 110 persen di tahun 2025.
Jumlah ini lebih besar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, kuota tersebut habis sebelum akhir tahun, sehingga diperlukan solusi kolaborasi dengan Pertamina.
Tiga Syarat Penting Kolaborasi
Bahlil menekankan bahwa ada tiga syarat yang harus dipatuhi SPBU swasta dalam kesepakatan ini:
-
BBM yang dijual berbasis base fuel. Produk yang dibeli dari Pertamina masih berupa bahan bakar dasar tanpa campuran. Pencampuran aditif atau pengolahan lanjutan akan dilakukan masing-masing perusahaan sesuai kebutuhan.
-
Adanya joint surveyor. Surveyor independen akan dilibatkan untuk memastikan kualitas BBM tetap sesuai standar, sehingga tidak merugikan konsumen maupun pihak swasta.
-
Kesepakatan harga yang adil. Harga BBM akan ditentukan berdasarkan Indonesia Crude Price (ICP). Pemerintah menjamin tidak ada pihak yang dirugikan dan harga tetap stabil mengikuti perkembangan harga minyak dunia.
Menurut Bahlil, stok BBM cadangan nasional masih cukup aman untuk 18 hingga 21 hari ke depan.
Bahkan, ia menegaskan bahwa dalam tujuh hari ke depan impor BBM hasil kesepakatan ini sudah bisa masuk ke Indonesia.